Kecanduan Gawai karena Orang Tua Anggap Enteng

Orang tua harus fokus membuat kegiatan yang menyenangkan untuk anak

republika
Ciri-ciri anak kecanduan gadget.
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan UIN Syarif Hidayatullah, Jejen Musfah menilai maraknya kecanduan gawai pada anak merupakan dampak negatif dari belajar dari rumah. Bermain internet tanpa kontrol dari orang tua membuat anak-anak tidak melakukan hal lain selain bermain dengan gawai mereka.

Baca Juga


Menurut Jejen, orang tua harus fokus membuat kegiatan yang menyenangkan untuk anak. Pembatasan gawai harus dilakukan, namun di satu sisi perlu mengajak anak untuk bermain dan berolahraga mengisi waktu luang mereka.

"Orang tua perlu membatasi penggunaan gawai, caranya sediakan internet pada jam tertentu saja. Batasi HP, dan mengajak anak olah raga atau bermain bersama," kata Jejen, dihubungi Republika.co.id, Senin (22/3).

Pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Itje Chodidjah menilai fenomena kecanduan gawai pada anak memang mengkhawatirkan. Menurutnya, hal ini terjadi karena orang tua kebanyakan menganggap enteng permasalahan gawai.

"Kebanyakan kecanduannya karena main gim. Sebagian besar orang tua menganggap sebagai mainan yang membuat anak-anak anteng atau tidak mengganggu kesibukan orang tuanya," kata Itje.

Itje berpendapat, melarang anak secara langsung ketika mereka terlalu sibuk bermain gim tidak akan mempan. Oleh karena itu, orang tua harus bisa mengalihkan perhatian anak-anak pada kegiatan lain yang menyenangkan dan melibatkan interaksi dengan orang lain.

Selain itu, ia juga menyarankan agar RT/RW setempat mengontrol tempat bermain gim atau warnet di kampung. Sebab, sering kali tempat tersebut tidak memberikan batas waktu kepada anak-anak untuk bermain gim.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler