Bom di Makassar, Polisi Evaluasi Penangkapan Terduga Teroris
Polri melakukan penangkapan terduga teroris di berbagai daerah, termasuk Makassar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian akan mengevalluasi keterkaitan ledakan di depan gereja Katedral Makassar dengan penangkapan terduga teroris beberapa waktu belakangan. Polri melakukan sejumlah penangkapan terduga teroris di berbagai daerah, termasuk 19 orang di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Januari lalu.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, Polri saat ini masih mengumpulkan data terkait hal tersebut. "Nanti apakah ada datanya dengan yang ini, nantikan bisa menemukan setelah kita mendapatkan data. Tapi kami masih evaluasi," kata Argo Yuwono dalam konferensi virtual di Jakarta, Ahad (28/3).
Dia mengatakan, penyelidikan tersebut merupakan bagian dari evaluasi tim densus 88. Selanjutnya, dia melanjutkan, polisi dapat menyimpulkan sejauh mana hubungan penangkapan yang sudah dilakukan oleh kepolisian dengan peristiwa tersebut.
Dia mengatakan, penyidik akan mengidentifikasi bukti-bukti yang ada. Namun, ia juga mengatakan, penangkapan terduga teroris tidak hanya dilakukan di Makassar.
Ia melanjutkan, ada beberapa lokasi di seluruh Indonsia yang menjadi fokus penyidik pada Densus 88. "Apakah dari hasil keterangan yang sudah kita himpun ada kaitannya dengan apa yang terjadi di Makassar ini," katanya.
Baca juga : Suicide Bomb Exploded at Makassar Cathedral Church, 1 Dead
Selain Makassar, Polri juga meakukan penangkapan di Aceh, Gorontalo, Kalimantan Barat, Jawa Timur, DKI, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, dan Jawa Tengah. Serangkaian penangkapan dilakukan sejak awal tahun ini.
Sebelumnya, Argo mengatakan, pelaku bom diduga berjumlah dua orang. Dia mengatakan, keduanya berboncengan menggunakan sepeda motor matic dengan nomor polisi DD 5984 MD.
Saat ini, aparat sedang melakukan identifikasi dari pecahan kendaraan dan potongan tubuh pelaku. Awalnya, dia mengatakan, pelaku yang diduga menggunakan roda dua ini akan memasuki pelataran atau pintu gerbang gereja.
Saat itu, dia melanjutkan, gereja yang berisi jamaah separuh dari kapasitas menyusul protokol kesehatan sudah selesai melakukan misa dan hendak keluar gereja. "Tentunya dari dua orang yang mau masuk dicegah oleh security daripada gereja tersebut dan kemudian terjadilah ledakan itu," katanya.
Aksi bom bunuh diri terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3) sekitar pukul 10.20 waktu setempat. Kabareskrim Mabes Polri Komjen Agus Andrianto menyatakan laporan sementara ledakan yang terjadi di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar berasal dari bom bunuh diri.
Baca juga : Atas Nama DMI, JK Kutuk Keras Aksi Bom Bunuh Diri Makassar