Ramai Impor, Kementan: Peluang Ekspor Beras RI Terbuka Lebar

Sejak 2017, Indonesia mengekspor 2.100 ton beras ke lima negara seperti Malaysia.

Antara/Syifa Yulinnas
Pekerja memanggul karung berisi beras saat proses pembongkaran di gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (26/3/2021). Kepala Perum Bulog Cabang Meulaboh Hafizsyah mengatakan stok cadangan beras Pemerintah di gudang Bulog mencapai 2.115 ton yang akan digunakan untuk kegiatan KPSH (ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga), untuk menghindari terjadinya lonjakan harga serta untuk stok jika terjadi bencana alam dan penyaluran golongan anggaran hingga 6 bulan kedepan.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah masa panen raya di berbagai wilayah yang diwarnai polemik rencana impor beras, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan adanya peluang pasar ekspor beras yang terbuka lebar bagi petani Indonesia. Peluang ekspor itu disertai dengan jaminan harga yang menarik di pasar internasional.

Baca Juga


Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan, Kuntoro Boga Andri, mengatakan, setiap tahunnya beras lokal Indonesia juga diminati pangsa pasar negara lain. Ia mengatakan, sejak tahun 2017, Indonesia melakukan ekspor sebesar 2.100 ton ke lima negara tujuan, yakni Belanda, Amerika Serikat, Malaysia, Belgia dan Bangladesh.

“Berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian yang dihimpun di pelabuhan ekspor kita, permintaan beras kita di luar negeri cukup besar,” kata Kuntoro dalam pernyataan resmi Kementan, Ahad (28/3).

Ia mencatat, permintaan ekspor bahkan sempat mencapai 1.400 ton pada tahun 2018 ke 14 negara, termasuk ke Jepang, Vietnam dan China. Adapun tahun 2019, volume ekspor beras mencapai 230,2 ton dan tahun 2020 sebesar 341,1 ton.

“Volumenya memang agak menurun apalagi 2020 ada hambatan pandemi Covid-19, namun jumlah negara tujuan ekspor bertambah  hingga 20 negara di dunia. Ini peluang yang harus ditangkap,” tegasnya.

 

Kuntoro mengatakan, permintaan terhadap beras kategori premium atau kebutuhan khusus masih cukup terbuka. Sebab, selera pasar terhadap kebutuhan beras organik untuk industri hotel, restoran, dan katering di luar negeri akan beras lokal asia cukup bagus.

Menurutnya, bila peluang ini dapat dipacu dan negara di dunia mulai membuka akses pelabuhannya seperti sebelum pandemi Covid-19, diyakini peluang ekspor beras akan semakin lebar.

Soal potensi wilayah pertanian dan kemampuan produksi menurutnya tidak menjadi masalah. Pasalnya, Indonesia masih punya cukup lahan sehingga hanya dibutuhkan sistem pengelolaan dan pemenuhan kebutuhan benih serta sistem budidaya yang tepat.

 

“Kami yakin peluang ekspor beras ke pasar Internasional ini akan terus terbuka dan kita mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional. Menteri Pertanian sudah memberi arahan khusus terkait peningkatan nilai tambah dan ekspor produk pertanian kita. Tinggal kita maksimalkan potensinya,” ujarnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler