Taubatnya Pengunjung dan Pemilik Klub Malam Depan Syekh  

Seorang syekh berdakwah di hadapan pengunjung dan pemilik klub malam

Republika/Edwin Dwi Putranto
Seorang syekh berdakwah di hadapan pengunjung dan pemilik klub malam . Pengunjung salah satu tempat hiburan malam (ilustrasi).
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pendakwah dan hakim di Suriah, Syekh Ali Al Tantawi mengisahkan bahwa di daerah tempatnya tinggal terdapat sebuah masjid yang dipimpin seorang ulama. Ulama lansia ini rutin berdakwah di masjid itu.  

Baca Juga


Namun semakin lama, jamaah masjid semakin berkurang. Ulama tersebut kemudian bertanya kepada jamaah yang hadir. Ternyata pemuda yang tidak hadir berbondong-bondong memilih mendatangi klab  dan pasar malam.  

Mereka lebih senang ke tempat hiburan karena merasa lebih menyenangkan dibandingkan majelis ilmu di masjid. Jamaah yang sempat mengunjungi tempat hiburan menjelaskan bahwa tempat hiburan memiliki aula yang luas dengan taman yang indah.  

Banyak gadis-gadis berpakaian indah bahkan hingga tidak berpakaian. Gadis-gadis  tersebut menghibur penonton dengan tarian gemulai. 

Banyak dari mereka yang menonton adalah Muslim. Setelah ulama tersebut mengetahui penjelasan jamaah tentang hal tersebut, ulama ini pun berusaha mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. 

Ulama tersebut berniat untuk berdakwah di tempat hiburan malam. Namun beberapa muridnya mencegahnya mendatangi klub tersebut.  

Murid-muridnya khawatir bila ulama mereka akan dihina karena berdakwah di tempat yang bukan yang lazim. Mereka juga khawatir ulama tersebut akan tersakiti mereka yang ada di klub tersebut.

Ulama tersebut menjelaskan, dia bukanlah orang yang lebih suci dan lebih baik dari Muhammad SAW. Untuk apa merasa terhina dengan gunjingan orang? 

Dia pun meminta salah satu jamaahnya untuk menunjukkan tempatnya. Dengan tertatih ulama tersebut berjalan memegangi tangan muridnya.  

Pemilik klub malam pun heran bahwa ulama sepuh tersebut tertarik untuk datang ke klub malam. Sehingga dia bertanya kepada ulama tujuan mereka datang. 

"Kami ingin menasihati mereka yang ada di diskotik,"ujar ulama terseburt. 

Pemilik klub heran namun tetap menolak mereka masuk. Keduanya bernegosiasi asalkan mereka membayar tiket masuk sama seperti pengunjung lainnya. Keduanya sepakat dan meminta sang ulama datang keesokan harinya sesuai dengan jam pertunjukkan dimulai. 

Pemuda yang mengantarkan ulama tersebut menceritakan apa yang dilihatnya ketika datang kembali ke klub malam. Gadis-gadis mulai menari, setelah selesai tirai pun dibuka dan telah duduk sosok kharismatik yang tidak lain adalah sang ulama. Ulama tersebut mengawali dengan basmalah dan shalawat. Dia pun mulai berdakwah.  

Penonton kagum, namun setelahnya kalimat-kalimat ejekan mulai terdengar di sekeliling aula tempat hiburan. Mereka berpikir bahwa ulama tersebut adalah penghibur yang sedang membuat lelucon.  

Sampai satu ketika salah satu pengunjung meminta orang yang sedang tertawa untuk diam. Dan meminta mereka untuk mendengarkan perkataan sang ulama. Ulama tersebut kemudian ikut terdiam, dan klub malam pun terasa senyap seketika. 

Sang ulama kemudian melanjutkan ceramahnya dan hanya suara dia yang terdengar. Dia berceramah sama seperti dakwahnya sebelumnya. Membaca ayat suci Alquran, hadits dan beberapa kisah penyesalan orang-orang saleh terdahulu. 

"Wahai manusia, kamu berumur panjang dan sering tidak menaati Tuhan, jadi kemana perginya kesenangan dosa?" Kesenangan telah hilang dan seprai tetap hitam. Anda tidak dapat menahan api di dunia ini, yang merupakan bagian dari tujuh puluh bagian api neraka, jadi cepatlah bertaubat sebelum terlambat," ujar ulama.  

Semua orang menangis, dan ulama meninggalkan klub. Kemudian semua orang turut mengikuti keluar di belakangnya. Mereka pun satu per satu menyesal dan bertaubat di hadapan ulama masjid termasuk pemilik klub malam.

Pemilik klub malam ikut menyesal karena telah mendirikan tempat hiburan yang membuat semua orang terlena. Mereka ikut masuk dalam dosa hingga meninggalkan majlis ilmu.

 

Sumber: islamweb

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler