Sa'id bin Amir Al Jumahy, Gubernur Himsh yang Miskin

Sa'id bin Amir Al Jumahy menolak bantuan yang diberikan Khalifah Umar bin Khattab.

Google.com
Sa'id bin Amir Al Jumahy ditunjuk Umar bin Khattab memerintah Himsh, Ilustrasi
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Suatu ketika, Khalifah Umar bin Khattab memanggil Sa'id bin Amir Al Jumahy. Amirul mukiminin memintanya untuk mengisi jabatan gubernur di Himsh. "Hai Sa'id, Engkau kami angkat menjadi gubernur di Himsh," kata Umar.

Baca Juga


Mendengar perintah itu, Sa'id terkejut. "Wahai Umar, saya memohon kepada Allah semoga Anda tidak mendorong saya condong kepada dunia," katanya.

"Celakalah engkau," kata Umar.

"Engkau telah pikulkan beban pemerintahan ini di pundakku. Tetapi kemudian engkau menghindar dan membiarkanku repot sendiri," keluh Umar.

"Demi Allah, saya tidak akan membiarkan Anda," jawab Sa'id.

Tidak lama setelah Sa'id memimpin di Himsh. Datang delegasi dari Himsh untuk menghadap Khalifah Umar bin Khattab. Kepada Umar, diserahkan daftar fakir miskin Himsh yang akan diberikan bantuan. Di antara daftar tersebut, terdapat nama Sa'id bin Amin Al Jumahy. 

"Siapa Sa'id bin Amir yang masuk dalam daftar tersebut," tanya Umar.

Dijawablah oleh delegasi tersebut,"Dia gubernur kami, ya Amirul Mukminin,"

"Betulkan gubernur kalian miskin," tanya Umar.

Baca juga : Ini Janji Allah Bagi Umat Muslim yang Berpuasa

"Betul," kata Delegasi tersebut. "Sungguh ya Amirul Mukminin, demi Allah, seringkali di rumahnya tidak kelihatan tanda-tanda api menyala (tidak memasak),"

Seketika menangislah Umar. Air matanya membasahi jenggotnya. Kemudian beliau mengambil pundi-pundi berisi uang seribu dinar. "Kembalilah kalian ke Himsh, sampaikan salamku kepada gubernur kalian, dan uang ini saya titipkan untuk beliau guna meringankan beban gubernur kalian," pesan Umar.

Mengetahui Amirul Mukminin memberikannya bantuan, Sa'id terkejut. "Innalilahi wa inna ilahi raji'un." kata Sa'id.

Istrinya yang terkejut menanyakan apa yang terjadi pada Sa'id. "Dunia telah datang untuk merusak akhiratku. Bencana telah menyusup ke rumah tangga kita," kata dia. 

"Bebaskan dirimu daripadanya," kata istrinya.

Tak lama, uang pemberian Umar disedekahkan kepada para fakir miskin.

Baca juga : Ini Pandangan Top Up Gim Menurut Fikih dan Syariat Islam

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler