TNI Buru Prajurit yang Membelot ke TPNPB-OPM

TNI telah mengeluarkan DPO untuk prajurit yang membelot ke TPNPB-OPM

Antara/Indrianto Eko Suwarso
Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad (tengah)
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Achmad Riad mengungkapkan pihaknya telah mengeluarkan daftar pencarian orang (DPO) terhadap anggotanya yang membelot ke kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB). Pencarian akan terus dilakukan terhadap yang bersangkutan.

Baca Juga


"Sesuai dengan yang disampaikan dari pihak satuan di sana, yang jelas proses ini pasti sudah ada. Akan dikejar dan sudah ada DPO, istilahnya dikeluarkan surat dari Kodam sana, jadi akan dicari," ujarnya saat ditemui di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4).

Riad menyatakan, pihaknya akan terus melakukan terhadap prajurit yang sudah membelot sejak Februari 2021 lalu itu. Menurut Riad, aturan mengenai desersi alias lari dari dinas ketentaraan atau tindakan membelot ke musuh sudah dimiliki TNI.

"yang jelas aturan TNI sudah ada tentang desersi dan segala macamnya," katanya.

Riad menjelaskan, kans akan kejadian pembelotan seperti itu tidak bisa semerta-merta dipukul rata terhadap prajurit-prajurit lainnya. Namun, untuk melakukan pencegahan kasus serupa tak kembali terjadi, proses penyaringan akan lebih diperketat.

"Dulu juga pernah ada kan yang waktu di Aceh. Jadi ini kasuistis saja, artinya tidak bisa semua dipukul rata. Yang jelas pasti kita antisipasi jadi di prosesnya (screening) nanti," ucapnya.

 

Seelumnya, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, menyatakan ada seorang prajurit TNI yang bergabung dengan TPNPB-OPM. Pihak TNI sendiri telah menyatakan tengah melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan. 

"Lucky Matuan adalah mantan anggota TNI yang bergabung dengan, TPNPB bertugas di Pos Bulapa dan dia juga kembali serang di Pos TNI Bulapa," ujar Sebby saat dikonfirmasi, Jumat (16/4).

Sebby mengatakan, Lucky bergabung ke TPNPB-OPM pada Februari 2021 lalu dan langsung menjadi komandan lapangan. Sebby mengklaim, Lucky bergabung karena dengan lihaknya karena kerap melihat anggota TNI yang suka menembaki masyarakat, termasuk pendeta, di Papua.

"Dia lihat anggota TNI suka tembak masyarakat sipil, termasuk pendeta," kata Sebby.

Menurut Sebby, Lucky pernah menyampaikan Kabupaten Intan Jaya adalah lapangan perang antara TPNPB dengan TNI-Polri. Terkait serangan di Pos TNI Bulapa, Sebby mengatakan, dalam serangan itu pihaknya menembak tiga anggota TNI di pos.

"Dan pasukan kami tidak ada yang jadi korban. Kami semua aman dan kembali ke tempat kami," kata Sebby.

Sebby juga mengatakan, pihaknya meminta TNI-Polri untuk tidak menggunakan tenaga masyarak sipil untuk memata-matai TPNPB-OPM dengan alasan apapun. Menurut Sebby, pendeta di gereja, guru di sekolah, mantra maupun dokter, tukang bangunakan, ojek, penjual pakaian dan lainnya digunakan untuk memata-matai.

"Itu cara yang negara ini pakai untuk intelijen dan kami sudah tahu cara-cara itu maka kami tidak segan-segan tembak mati," tegasnya.

Sementara itu Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Kol Czi IGN Suriastawa, mengonfirmasi adanya prajurit yang kabur. Prajurit TNI tersebut berasal dari Yonif 410/Alugoro dan telah kabur sejak 12 Februari lalu.

"Kemarin media pendukung OPM memuat berita tentang kaburnya oknum prajurit TNI dari Yonif 410. Walaupun hal itu benar, tetapi kejadiannya tanggal 12 Februari 2021 yang lalu, bukan kejadian baru," kata Suriastawa saat dikonfirmasi terkait hal itu, Jumat (16/4).

Menurut dia, saat kabur dari pos oknum prajurit tersebut tidak membawa senjata apapun. Suriastawa mengatakan, saat ini pencarian dan pengejaran terhadap yang bersangkutan dijadikan prioritas oleh aparat keamanan.

"Oknum prajurit tersebut kabur dari pos tanpa membawa senjata dan sampai saat ini tidak jelas keberadaannya," katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler