Presiden Madrid Klaim Liga Champions Makin tak Menarik Lagi

ESL merupakan upaya menyelamatkan sepak bola Eropa dari potensi krisis yang dalam.

Reuters/Sergio Perez
Presiden Real Madrid, Florentino Pérez.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Presiden Real Madrid, Florentino Perez, menilai, gelaran Liga Champions pada saat ini sudah tidak menarik lagi, terutama untuk generasi muda yang berusia 16 hingga 24 tahun. Upaya Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) guna memperkenalkan format baru Liga Champions pada 2024 pun dinilai sudah terlambat untuk bisa menyelamatkan klub dan sepak bola Eropa.

Di titik inilah, Real Madrid bersama 11 klub top Eropa lainnya akhirnya menginisiasi dibentuknya kompetisi Liga Super Eropa (ESL). Perez pun dipercaya sebagai Presiden dari kompetisi yang dianggap sebagai tandingan Liga Champions tersebut.

Bahkan, Perez berani memberikan klaim ESL merupakan upaya untuk menyelamatkan sepak bola Eropa dari potensi krisis yang dalam.

''Jika kami melanjutkan Liga Champions seperti saat ini, maka ketertarikan terhadap sepak bola akan semakin berkurang, terus berkurang, hingga akhirnya hilang. Format baru yang akan dimulai pada 2024 merupakan hal absurd. Pada 2024, kita semua mungkin sudah tidak ada lagi,'' ujar Perez dalam wawancara dengan El Chiringuito seperti dilansir BBC, Selasa (20/4).

UEFA memang telah mengambil keputusan untuk menerapkan format baru di pentas Liga Champions terhitung pada 2024 mendatang. Nantinya, selain perubahan dalam fase penyisihan grup, Liga Champions juga akan diikuti oleh 36 tim lebih banyak empat tim dari Liga Champions pada musim ini.

Baca Juga


Namun, ujar Perez, langkah itu tidak akan menyelesaikan masalah di sepak bola Eropa. Menurut mantan politisi dan pengusaha tersebut, problem terbesar saat ini adalah minimnya pertumbuhan penggemar baru sepak bola, terutama dari penonton muda yang berusia dari 16 hingga 24 tahun.

Bahkan, Perez menyebut, berdasarkan hasil penelitian dan statistik, sebanyak 40 persen anak muda tidak tertarik pada sepak bola. Mereka, kata Perez, lebih tertarik bermain game via berbagai gadget. Dengan turunnya ketertarikan pada sepak bola, klub-klub yang menggantungkan sebagian besar pendapatannya dari hak siar akan mengalami kesulitan.

Kondisi ini diperparah dengan pandemi Covid-19, yang mengguncang berbagai sektor di seluruh dunia. Bahkan, Perez menyebut, Madrid terpaksa menelan kerugian hingga mencapai 400 juta euro akibat pandemi Covid-19.

Alhasil, salah satu cara untuk meningkatkan ketertarikan pada sepak bola adalah digelarnya laga-laga yang mempertemukan klub-klub besar Eropa. Hal inilah yang ditawarkan ESL.

Dalam kompetisi yang rencananya diikuti 20 klub tersebut, klub-klub besar Eropa sudah akan saling berhadapan di fase penyisihan grup.

''Orang mulai tertarik menyaksikan Liga Champions saat mulai ke babak perempat final. Apa yang membuat orang tertarik? Adalah saat dua tim besar saling berhadapan. Anak-anak muda sudah tidak tertarik lagi pada sepak bola. Saat Anda tidak memiliki pemasukan lain selain dari televisi, Anda harus bisa mendapatkan solusi. Akhirnya, laga-laga yang lebih atraktif bisa membuat orang kembali menyaksikan sepak bola,'' jelas Perez.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler