Kisah Konsultan Media Yusuf Islam Memeluk Islam

Pedro Carvalho merupakan konsultan media Yusuf Islam.

AP
Musisi Cat Steven alias Yusuf Islam.
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Konsultan media dari penyanyi dan penulis lagu terkemuka Inggris, Yusuf Islam, Pedro Carvalho memeluk Islam di Masjid dan Islamic Center Cambridge.

Baca Juga


Kisah Carvalho memeluk Islam ditulis oleh Jeyhun Aliyev dari Ankara dan dipublikasikan laman Anadolu Agency pada Desember 2019. Carvalho mengatakan bahwa hambatan untuk belajar agama harus dihilangkan. Dia belajar tentang Islam saat bekerja dengan Muslim.

Dia mengatakan kepada imam tentang niatnya menjadi seorang Muslim, tetapi dia mencari waktu yang tepat.

"Jika kamu mencari waktu yang tepat, waktu yang tepat adalah sekarang. Kita hidup di dunia di mana kita tidak memiliki jaminan untuk sedetik pun, jadi waktu yang tepat adalah sekarang," kata Ali Tos, salah seorang Imam di Masjid Cambridge.

Setelah meminta imam untuk menunjukkan kepadanya bagaimana menjadi seorang Muslim, Carvalho dan Tos pergi bersama-sama ke masjid tempat konsultan media itu masuk Islam.

 

Carvalho mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa masuk Islam telah menjadi perjalanan baginya. "Ini semua berkaitan dengan perasaan saya kepada Yang Maha Kuasa, Allah," ujarnya.

Sambil menunjuk hatinya, Carvalho mengatakan bahwa masuk Islam adalah keputusan batin.

"Perasaan ini adalah bagian dari jiwa saya, itu bagian dari diri saya, dan suatu hari saya akan bertemu Pencipta saya, dan hari ini saya merasa jauh lebih bahagia," katanya.

Setelah masuk Islam, orang-orang di masjid terus menyapa dan memeluk Carvalho.

Penyanyi Inggris yang dikenal sebagai Cat Stevens, yang menjadi Muslim 40 tahun yang lalu juga mengucapkan selamat kepada konsultan medianya atas putusan rekannya memeluk Islam.

Sementara tunangan Carvalho, juga seorang mualaf, bersama dengan keluarganya mendukung keputusannya.

 

Masjid Pusat Cambridge

Masjid Pusat Cambridge dianggap sebagai masjid ramah lingkungan pertama di Eropa.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama ibu negara Emine Erdogan dan sekelompok pejabat tinggi Turki menghadiri upacara peresmian masjid.

Islam mengatakan masjid akan mempromosikan saling pengertian di antara komunitas. Jalan untuk membangun masjid ramah lingkungan pertama di Eropa dimulai pada tahun 2008, ketika kapasitas gereja dan rumah lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan ibadah umat Muslim setempat. 

Pelajar Muslim di kota itu beralih ke salah satu Muslim paling berpengaruh di Inggris, Timothy Winter, yang juga dikenal sebagai Syekh Abdal Hakim Murad. Ia juga Dekan Cambridge Muslim College yang berperan penting dalam mendapatkan tanah untuk masjid baru.

Lebih dari 10 ribu orang dan kelompok menyumbangkan uang untuk pembelian tanah, kelompok Turki menyumbang paling banyak. Dana Nasional Qatar juga termasuk di antara para donatur.

Desain halaman belakang masjid, sekitar 1.000 orang dapat beribadah pada saat yang sama, menghormati tradisi Islam, dan membuat bangunan masjid ramah lingkungan. Selain menggunakan material alami seperti kayu dan marmer, masjid ini juga terkenal dengan jejak karbonnya yang bebas karbon.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler