Puasa Jalan Menyayangi Fakir Miskin
berpuasa selain menundukan hawa nafsu juga dapat menumbukan rasa empati.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi ra mengatakan, berpuasa selain menundukan hawa nafsu juga dapat menumbukan rasa empati terutana kepada fakir miskin yang sering kelaparan.
"Selain tujuan menundukan hawa nafsu, puasa dapat menjadikan kita merasakan keadaan kaum fakir miskin dan memahami kehidupan mereka sehingga timbul rasa belas kasihan kepada mereka," kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitab Fadhilah Ramadhan.
Sehingga, kata Syekh Muhammad Zakariya, puasa menjadi jalan untuk menyayangi fakir miskin yang ada di sekeliling kita. Mereka menahan rasa lapar dan dahaga sudah menjadi kebiasaannya tanpa ada pahala berbeda dengan orang yang puasa mendapat pahala dan ampunan Allah.
"Kita dapat mencapai hal ini hanya dengan lapar bukan mengisi perut dengan makanan yang lezat-lezat waktu sahur, sehingga tidak merasa lapar sampai buka," katanya.
Syekh Muhammad Zakariyya menceritakan suatu saat ada seseorang mendatangi Syekh Bisyr Al-Hafi Rahmatullah alaih yang sedang menggigil kedinginan. Padahal di sisi-nya ada selimut. Orang itu bertanya.
"Mengapa engkau melepas selimut?"
Syekh Bisyr Rahmatualaih menjawab "Banyak orang miskin yang kedinginan, tetapi aku tidak dapat membantu mereka." Yang dapat aku lakukan hanyalah merasakan keadaan mereka."
Maka dari itu, kata Syekh Muhammad Zakariyya, janganlah terlalu kenyang saat berbuka, meskipun dengan makanan halal. Karena tujuan puasa tidak akan tercapai jika puasa saat buka perutnya masih kenyang.
"Tujuan puasa adalah untuk mengurangi syahwat dan nafsu hewani serta untuk meningkatkan kekuatan nurani dan sifat malaikat (ketaatan)" katanya.
Selama 11 bulan kita telah banyak makan dan minum. Apakah mengurangi makanan pada bulan Ramadhan akan menyebabkan kita mati?
"Kita memiliki kebiasaan buruk karena memenuhi perut ketika kita berbuka untuk mengganti makanan yang telah hilang," katanya.
Begitu pula ketika sahur kita akan sekenyang-kenyangnya untuk persiapan siang harinya. Bahkan, kita makan banyak sekali sehingga melebihi takaran di luar bulan Ramadhan. Menu makanan yang biasanya tidak dimakan pada bulan lain, justru dimakan pada Bulan Ramadhan.