Pendidikan Anak dalam Surat Yusuf, Ath Thur dan Al Baqarah

Alquran memberikan tuntunan pendidikan anak dalam kisah-kisah

Republika/Yogi Ardhi
Alquran memberikan tuntunan pendidikan anak dalam kisah-kisah. Ilustrasi mendidik anak
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Surat Yusuf adalah satu-satunya surat dalam Alquran yang mengisahkan cerita secara utuh dengan semua penggalannya.


Salah satu kandungan ayat suci Alquran yang mempunyai pesan agung adalah surat Yusuf ayat 4.  

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." 

Menurut Fahmi Salim, dalam bukunya berjudul “Tadabbur Qur’an di Akhir Zaman: Membumikan Kalam Ilahi di Zaman tak Bertepi” karena itu, Allah SWT menyatakan bahwa Dia telah menurunkan kepada Rasul-Nya kisah terbaik, yang memuat seluruh anasir kisah yang baik, berupa penggunaan simbol dna rajutan-rajutan logika. Surat ini diawali dengan penggalan mimpi Nabi Yusuf dan berakhir dengan tafsir realisasi mimpi tersebut.

Penulis menjelaskan, ada banyak pelajaran tentang parenting dalam kisah Nabi Yusuf AS, yaitu tentang pengasuhan Ayah kepada anak-anaknya. Dialog Nabi Yusuf dengan sang Ayah, Nabi Yakub terlihat sangat intim dan penuh kasih sayang di dalam surat ini.

Dialog tersebut mengingatkan setiap orang tua untuk mewaspadai penyakit iri hati dan dengki yang mungkin timbul dalam diri anak-anaknya. Karena itu, Rasulullah SAW berpesan agar setiap orang tua berlaku adil dan memberikan hadiah yang sama kepada semua anaknya.

Dalam pembahasan ini, penulis kemudian mengutip surat Yusuf ayat 5-6 tentang dialog Nabi Yakub dengan anaknya, Yusuf terkait mimpi yang dialaminya (Red, surat Yusuf ayat 4). Dari ayahnya tersebut, Yusuf belajar ketakwaan dan kesabaran.

Menurut Fahmi Salim, pesan pertama dari surat Yusuf adalah pendidikan karakter yang ditanamkan orang tua kepada anaknya. Inilah titik tolak pertama menuju pribadi yang sukses di dunia dan akhirat.

Kisah Yusuf bukan sekadar meriwayatkan suatu kisah, melainkan menyampaikan pesan utama yang tertuang dalam penggalan akhir cerita, yaitu: 

إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ “Siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS Yusuf ayat 90) 

Selain menjelaskan isi kandungan ayat di dalam surat Yusuf, Fahmi Salim juga mengurai tema-tema menarik lainnya. Misalnya, dia mentadabburi surat Ath Thuur ayat 21.   

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”  

Menurut dia, surat ini adalah cara Allah SWT untuk memotivasi kita agar menjadi orang-orang yang saleh, kemudian menularkan kesalehan itu kepada orang-orang terdekat kita.

Setiap orang pasti ingin masuk surga dan berkumpul bersama orang-orang yang sangat kita cintai. Karena itu, pembahasan mengenai ayat tersebut sangat penting untuk direnungkan bersama. Dengan merenungkan ayat ini, pembaca akan termotivasi untuk senantiasa mendidik anak-anak dna keturunannya dengan keimanan yang benar.

Terkait kiat-kiat mendidik generasi muda sendiri dijelaskan Ustadz Fahmi dalam pembahasan tentang surat Al Baqarah ayat 128-129. 

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahapenerima taubat lagi Mahapenyayang.”

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Alquran) dan Al-Hikmah (sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahakuasa lagi Mahabijaksana.” 

Dalam ayat ini, Allah SWT menceritakan tentang bagaimana Nabi Ibarahim dalam mendidik anak-anaknya, terutama Ismail.

Sebagaimana ayat tersebut, menurut Fahmi Salim, ada tiga metode pendidikan yang dipraktikkan Nabi Ibrahim. Pertama, membacakan ayat-ayat Allah (tilawah). Kedua, mengajarkan isi Alquran dan hikmah (taklim). Ketiga, membersihkan jiwa (tazkiyah). 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler