Australia akan Mulai Pulangkan Warganya dari India
Pemulangan warga Australia dari India akan dimulai pada 15 Mei
REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Jumat (7/5) mengatakan bahwa warganya yang berada di India yang sedang dilanda lonjakan Covid-19 harus dapat mulai dipulangkan pada 15 Mei setelah penerbangan repatriasi dilanjutkan.
Otoritas Australia pekan lalu melarang semua pelancong dari India, termasuk warganya sendiri, memasuki negara itu karena lonjakan kasus Covid-19 di sana, dan memperingatkan pelanggar aturan itu dapat dituntut dan dihukum. Kebijakan tersebut menuai kritik keras dari para anggota parlemen, ekspatriat, dan diaspora India.
"Keputusan awal untuk menerapkan perintah biosekuriti hingga 15 Mei terbukti sangat efektif dan akan berjalan sepenuhnya hingga saat itu tanpa ada perubahan," kata Morrison pada Jumat di kota Newcastle, yang terletak di utara Sydney.
Selain Australia, Malaysia juga mulai mengirimkan misi repatriasi untuk memulangkan rakyatnya dari India menyusul situasi gelombang lanjutan penularan pandemik Covid-19 di negara tersebut. Menteri Luar Negeri Malaysia Hishamuddin Tun Hussein mengemukakan hal itu di Putrajaya pada Kamis (6/5).
"Pemerintah melalui kerja sama antara Kementerian Luar Negeri, Lembaga Pengurusan Bencana Negara (NADMA) dan Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) akan melaksanakan misi repatriasi khusus bagi rakyat Malaysia termasuk Home Based Staff (HBS) serta tanggungan mereka daripada pelbagai agensi yang berada di wilayah utara dan barat India," katanya.
Dia mengatakan misi repatriasi ini akan dilaksanakan menggunakan pesawat sewa khusus dari Malaysia. "Pesawat tersebut akan berlepas ke New Delhi dan Mumbai, India dalam masa terdekat begitu urusan berkaitan termasuk izin penerbangan daripada Pemerintah India diperoleh," katanya.