Muhammadiyah Kecam Kekejaman Israel di Kompleks Al Aqsa
Praktik penjajahan dan penindasan sudah seharusnya dikubur dalam-dalam.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Israel kembali bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat Palestina. Kali ini, kesewenang-wenangan tersebut menyebabkan terjadinya bentrokan berdarah di kompleks Masjid Al Aqsa Yerusalem pada hari Jumat (7/5) malam waktu setempat.
Bentrokan disebabkan Polisi Israel yang menembakkan peluru karet dan granat kejut kepada warga Palestina yang bermodal batu. Insiden itu terkait ancaman pengusiran bagi warga Palestina dari wilayah mereka yang diklaim pemukim Yahudi Israel.
Setidaknya, 205 warga Palestina dan 17 aparat keamanan Israel luka-luka akibat bentrokan, seperti diberitakan media-media internasional. Terkait ini, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan kecaman dan keprihatinan yang sangat mendalam.
Terlebih, kejadian itu terjadi pada akhir Ramadhan saat warga Muslim Palestina tengah menunaikan puasa dan beribadah. Sejak pendudukan Israel, mereka terus berambisi memperluas kekuasaan yang jadi sumber berbagai masalah di Palestina.
Karena itu, Haedar meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan semua negara dunia internasional yang cinta kemerdekaan abadi hendaknya bertindak tegas terhadap segala bentuk kesewenang-wenangan Israel. Serta, tidak boleh melindunginya.
"Hentikan segala bentuk kekerasan, kekejaman, dan tindakan pengusiran tergadap bangsa Palestina," kata Haedar, Ahad (9/5).
Haedar menekankan, Indonesia sebagai negara yang merdeka serta menjunjung tinggi perdamaian dan ketertiban dunia diharapkan konsisten membela Palestina untuk engutuk segala kesewenang-wenangan Israel atau negara apapun terhadap rakyat Palestina.
"Kami Muhammadiyah dan rakyat Indonesia senantiasa terus membela dan mendukung perjuangan rakyat Palestina demi tegaknya kedaulatan negara Palestina yang bebas dari segala bentuk kesewenang-wenangan Israel," ujar Haedar.
Haedar mengingatkan, pada era dunia modern abad ini semestinya tidak ada lagi di dunia pihak-pihak yang bertindak sewenang-wenang terhadap pihak lain atas nama apapun. Apalagi, terhadap bangsa dan negara yang sah seperti Palestina.
Ia menegaskan, praktik penjajahan dan penindasan sudah harus dikubur dalam-dalam. Terutama, pada era dunia modern yang menjunjung tinggi kemerdekaan, kebebasan dan hak dasar manusia untuk hidup di bumi ciptaan Tuhan.
"Dunia modern semestinya menciptakan kemerdekaan dan perdamaian abadi untuk semua bangsa di muka bumi demi terciptanya peradaban umat manusia, yang hidup bersama secara bermartabat dan berdaulat," kata Haedar.