Langkah Mempercepat Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Langkah Mempercepat Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Pada tulisan sebelumnya (https://retizen.republika.co.id/posts/10744/kapan-rampungnya-pelaksanaan-vaksinasi-covid19-di-indonesia) yang telah diterbitkan oleh Republika.co.id pada tanggal 8 Mei 2021, penulis telah menuliskan mengenai perhitungan sederhana kira-kira kapan waktu rampungnya pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Masih dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Penulis telah menuliskan bahwa terdapat dua pilihan waktu untuk merampungkan vaksinasi, yakni sekitar bulan Agustus 2022 atau Desember 2023. Sekali lagi bahwa pilihan tersebut sangat tergantung pada partisipasi semua elemen bangsa ini.
Telah dijelaskan pula pada tulisan tersebut bahwa ternyata jumlah sasaran vaksinasi yang berhasil divaksinasi setiap harinya masih lebih rendah dibandingkan kemampuan petugas vaksinator. Jika kondisi ini tetap berlangsung, maka akan semakin memperlambat waktu untuk merampungkan vaksinasi pada sasaran vaksinasi di Indonesia.
Pertanyaannya, bagaimana upaya mempercepat vaksinasi di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka sebaiknya diperlukan informasi lebih dulu mengenai faktor-faktor yang menyebabkan jumlah sasaran vaksinasi masih jauh lebih rendah dibandingkan kemampuan petugas vaksinator yang dimiliki saat ini.
Pertama, apakah disebabkan karena stok vaksin yang terbatas? Penulis dapat mengatakan bahwa hal tersebut bukan menjadi faktor penyebabnya karena menurut informasi terakhir dari Presiden Indonesia, Bapak Joko Widodo dalam tweetnya pada tanggal 8 Mei 2021 dikatakan bahwa secara keseluruhan Indonesia telah mengamankan 75,91 juta dosis vaksin. Artinya, stok vaksin masih relatif aman dalam melayani jumlah sasaran prioritas kedua yakni sekitar 38,5 juta orang.
Kedua, apakah sasaran belum memenuhi syarat untuk divaksinasi pada saat hari pelaksanaan vaksinasi? Bisa saja ini menjadi penyebabnya. Seseorang yang akan divaksinasi harus memenuhi sejumlah persyaratan baik kondisi kesehatan pada hari pelaksanaan vaksinasi maupun persyaratan lainnya. Tidak sedikit jumlah sasaran yang telah dijadwalkan untuk divaksinasi dan akhirnya gagal karena belum memenuhi syarat vaksinasi.
Ketiga, apakah sasaran vaksinasi menolak untuk divaksinasi? Faktor ini juga menjadi penyebab masih rendahnya jumlah sasaran yang berhasil divaksinasi setiap harinya dibandingkan kemampuan petugas vaksinator. Berbagai hasil riset termasuk penelusuran yang dilakukan oleh penulis sendiri menunjukkan bahwa masih banyak sasaran vaksinasi yang menolak untuk divaksinasi dengan bermacam alasan.
Berdasarkan faktor penyebab rendahnya jumlah sasaran yang berhasil divaksinasi dibandingkan kemampuan petugas vaksinator tersebut, maka penulis memberikan beberapa alternatif solusi dalam mempercepat vaksinasi sebagai berikut:
Pertama, meskipun ketersediaan stok vaksin secara nasional masih cukup dibandingkan dengan jumlah sasaran prioritas vaksinasi yang saat ini masih berlangsung, tetapi sebaiknya pemerintah harus tetap memaksimalkan ketersediaan stok vaksin, karena setelah sasaran prioritas vaksinasi yang sekarang, akan dilanjutkan dengan sasaran vaksinasi pada masyarakat umum yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan jumlah sasaran vaksinasi sebelumnya.
Kedua, jika penyebabnya adalah kurangnya jumlah sasaran yang memenuhi syarat memperoleh vaksinasi saat hari pelaksanaan pemberian vaksin, maka sebaiknya pemerintah setempat segera koordinasi dengan pihak penyelenggara vaksinasi seperti puskesmas terdekat atau fasilitas kesehatan lainnya untuk menggantikan sasaran tersebut dengan sasaran vaksinasi baru yang memenuhi persyaratan.
Sasaran vaksinasi yang tertunda memperoleh vaksin karena belum memenuhi syarat, mereka tetap diberikan kesempatan untuk memperoleh vaksin jika telah memenuhi syarat. Hal ini penting dilakukan agar program vaksinasi tetap berjalan dan menjangkau sedini mungkin sasaran vaksinasi.
Ketiga, jika penyebabnya adalah sasaran vaksinasi tidak bersedia menerima vaksin padahal memenuhi syarat pada hari pelaksanaan pemberian vaksin, maka solusi pada bagian kedua juga dapat diterapkan yakni penyelenggara vaksinasi dapat menggantikannya dengan sasaran baru yang bersedia divaksinasi dan memenuhi syarat.
Tidak sedikit masyarakat umum yang telah bersedia divaksinasi. Mereka terkendala memperoleh vaksinasi karena jadwal vaksin bagi sasaran masyarakat umum belum dimulai. Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat yang telah bersedia divaksinasi dapat dipertimbangkan untuk diberi kesempatan vaksinasi lebih awal. Bagi sasaran yang tidak bersedia divaksinasi, selain memaksimalkan sosialisasi secara massif dan kontinyu, juga dapat dilakukan pendekatan lain. Pembaca dapat membacanya di https://news.detik.com/kolom/d-5520578/mendorong-keberhasilan-vaksinasi-covid-19 atau https://geotimes.id/opini/apakah-indonesia-siap-jika-covid-19-berlangsung-permanen/, dan di berbagai media lainnya mengenai upaya mempercepat pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.