Hamas Siap Tingkatkan Eskalasi dengan Israel

Hamas dan Israel tengah terlibat pertempuran menyusul memanasnya situasi di Yerusalem

EPA/MOHAMMED SABER
Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, 11 Mei 2021. Setidaknya satu wanita tewas setelah 130 roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Jalur Gaza jatuh di Tel Aviv dan kota-kota tetangga Israel.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya siap meningkatkan eskalasi dengan Israel. Saat ini, Hamas dan Israel tengah terlibat pertempuran menyusul memanasnya situasi di Yerusalem.

Baca Juga


“Jika (Israel) ingin eskalasi, kami siap untuk itu. Dan jika Israel ingin berhenti, kami juga siap,” kata Haniyeh dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, Rabu (12/5). Saat ini Haniyeh sedang tidak berada di Gaza.

Kendati demikian, Haniyen mengungkapkan Qatar, Mesir, dan PBB telah melakukan kontak untuk meredam ketegangan. Namun, sikap Hamas sepenuhnya bergantung pada tindakan Israel.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kelompok perlawanan Palestina di Gaza akan menanggung akibat yang besar karena melancarkan serangan roket ke negaranya. “Hamas dan Jihad Islam akan membayar harga yang sangat mahal untuk permusuhan mereka. Darah mereka adalah penebusan,” ujarnya pada Selasa (11/5).

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan serangan udara yang telah dilancarkan negaranya ke Gaza hanyalah permulaan. “Ada banyak sasaran (untuk diserang),” kata Gantz.

Menurut dia, Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya telah terpukul keras oleh serangan Israel. “Ini baru permulaan,” ucapnya.

 

Setidaknya 36 warga sipil di Gaza, sepuluh di antaranya adalah anak-anak, dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel. Sementara serangan roket Hamas ke wilayah Israel merenggut lima nyawa.

Memanasnya situasi di Gaza tak terlepas dari eskalasi ketegangan di wilayah Yerusalem Timur. Sejak akhir pekan lalu, ribuan warga Palestina memprotes rencana Israel menggusur keluarga-keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah. Aksi itu berujung bentrok.

Kerusuhan juga terjadi di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa. Aparat keamanan Israel menembaki warga Palestina di sana dengan granat kejut dan peluru karet. Lebih dari 500 orang mengalami luka-luka.

Tindakan Israel tersebut menuai kecaman dari dunia internasional, khususnya negara-negara Muslim dan Arab. Penyerangan terhadap warga Palestina di sekitar Al-Aqsa menjadi alasan utama Hamas dan kelompok perlawanan Palestina di Gaza melancarkan serangan roket ke Israel. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler