Iran Bandingkan Yahya Sinwar dengan Saddam Hussein yang Memohon tak Dibunuh Saat Ditangkap

Iran menilai Yahya Sinwar akan menjadi inspirasi bagi pemuda dan anak-anak Palestina.

AP Photo/Hatem Moussa
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Misi diplomatik Iran di PBB mengatakan, bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar akan menjadi sumber inspirasi bagi pemuda dan anak-anak Palestina untuk terus melanjutkan perjuangan kemerdekaan Palestina. Israel sejak Kamis (17/10/2024) mengklaim militernya telah membunuh Yahya Sinwar dalam suatu operasi di selatan Jalur Gaza.

Baca Juga


"Saat pasukan AS menyeret Saddam Hussein keluar dari lubang bawah tanah, dia memohon kepada mereka untuk tidak membunuhnya meski saat itu dia memegang senjata. Mereka yang menganggap Saddam sebagai panutan seorang pejuang akhirnya runtuh," demikian pernyataan misi diplomatik Iran di PBB di New York lewat unggahan di X, dilansir IRNA, pada Jumat (18/10/2024).

"Namun, saat bangsa Muslim melihat Sinwar menjadi martir tetap berdiri di medan perang, - mengenakan seragam perang dalam ruang terbuka bukan dalam persembunyian, menghadapi musuh - spirit perjuangannya akan semakin menguat," tambah pernyataan misi diplomatik Iran.

Misi diplomatik Iran di PBB meyakini Yahya Sinwar akan menjadi "seorang panutan bagi pemuda dan anak-anak yang akan melanjutkan jalan kemerdekaan bangsa Palestina. Selama pendudukan dan serangan eksis, para pejuang tak akan hilang, para martir akan tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi."

 

Israel, dalam pernyataannya pada Kamis (17/10/2024), mengatakan bahwa tiga warga Palestina tewas selama operasi gabungan yang dilancarkan oleh militer dan dinas keamanan Shin Bet. "Kami sedang memeriksa kemungkinan bahwa salah satu korban adalah Yahya Sinwar," kata militer Israel, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, yang kemudian dikonfirmasi oleh IDF bahwa mereka telah membunuh Yahya Sinwar.

Agustus lalu, Yahya Sinwar dipilih oleh anggota Hamas sebagai kepala biro politik kelompok tersebut, untuk menggantikan Ismail Haniyeh yang terbunuh dalam serangan di Teheran, Iran, pada 31 Juli 2024. Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, melihat terpilihnya Sinwar sebagai bukti kekuatan gerakan tersebut.

Sebelum dipilih untuk memimpin biro politik Hamas, Sinwar terpilih sebagai kepala gerakan di Jalur Gaza pada 2017 dan terpilih kembali pada 2021.

Israel menganggap Sinwar sebagai arsitek dari operasi serangan lintas batas “Banjir Al-Aqsa” pada 7 Oktober tahun lalu, yang menyebabkan kerugian manusia dan militer yang signifikan bagi Tel Aviv dan merusak reputasi layanan intelijen dan keamanan Israel di seluruh dunia.

Menurut Israel, "melenyapkan" Sinwar merupakan salah satu tujuan utama dari perangnya di Gaza saat ini.



Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis (17/10/2024) mengatakan bahwa Israel telah memberitahu pihak berwenang pemerintah AS mengenai gugurnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. "Pagi hari ini, otoritas Israel memberitahu tim keamanan nasional bahwa misi yang mereka lakukan di Gaza kemungkinan menewaskan pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Uji DNA memastikan Sinwar wafat," demikian pernyataan dari Biden.

Pasukan Israel (IDF) pun telah mengonfirmasi bahwa Sinwar gugur dalam operasi di Jalur Gaza. Biden menunjukkan bahwa intelijen AS telah membantu IDF untuk mengejar Sinwar dan para pemimpin Hamas lainnya.

Salah satu pemimpin gerakan Palestina, Hamas, Khaled Meshaal dilaporkan mengambil alih peran sebagai kepala sementara kelompok tersebut setelah Yahya Sinwar meninggal akibat serangan Israel. Perihal itu dikabarkan oleh saluran televisi Lebanon LBCI yang mengutip sejumlah sumber.

Menurut laporan media tersebut, Meshaal, yang memimpin gerakan Hamas di luar Palestina, kini bertanggung jawab atas semua kegiatan komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi dan masalah tahanan.

Sejumlah sumber juga mengonfirmasi kepada LBCI bahwa pemimpin Hamas itu "memberi tahu pejabat Turki, Qatar, dan Mesir" tentang kematian Sinwar.

 

 

sumber : Antara, Anadolu, Sputnik-OANA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler