Ini Nasehat KH Sanusi Baco Tentang Mencintai Ibu
Alhmarhum dikenal sebahai kiai dengan tutur bahasa yang halus dan santun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama kharismatik asal Sulawesi Selatan, KH Sanusi Baco, tutup usia Sabtu (15/5) malam, sekitar 20.00 WITA. Almarhum merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kerap memberi nasihat, dengan tutur bahasa yang halus dan santun. Salah satunya tentang bagaimana mencintai ibu.
"Alamun arham, alam rahim. Rahim ialah tempat yang kita tempati dalam perut ibu selama sembilan bulan lamanya. Tempat itu diberi nama dengan nama Allah, Rahim atau Maha Penyayang," ujar Almarhum KH Sanusi Baco, dalam vidio ceramah yang diterima Republika.co.id, Ahad (16/5).
KH Sanusi menyebut tempat yang pernah disinggahi setiap manusia sebelum dilahirkan di Bumi diberi nama yang tinggi dan mulia, sebab kasih sayang ibu merupakan sebagian kecil dari kasih sayang Allah SWT kepada manusia. Tidak ada lagi kasih sayang di bumi yang lebih tinggi dari kasih sayang seorang ibu. Pun ketika meninggalkan lahir dan menuju dunia, seorang bayi membawa tali pusar yang merupakan penghubung antara ibu dan anaknya.
"Tali pusar ini merupakan kabel penghubung antara ibu dan anaknya. Sehingga tidak ada ibu yang lupa akan anaknya. Yang ada adalah anak yang lupa akan ibunya," lanjutnya.
Dengan adanya ikatan penghubung ini, Kiai Sanusi menyebut jika seorang anak di perantauan sakit, seorang ibu bisa merasakannya meski belum diberi kabar secara langsung.
KH Sanusi menyebutkan hampir sebuah buku isinya ada tentang ibu. Ada yang pernah menulis, kadang-kadang seorang ayah membelakangi anaknya, terkadang seorang suami atau istri membelakangi pasangannya, namun cinta seorang ibu terhadap anaknya tidak pernah berubah.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima dari MUI Sulsel, KH Sanusi wafat di usia 84 tahun. Selain lama berkhidmat di MUI, Gurutta Sanusi Baco juga aktif merintis Nahdlatul Ulama di Sulawesi Selatan baik dari sisi pendidikan maupun kepemudaan.
Anre Gurutta Sanusi Baco merupakan ulama paling kharismatik di Makassar. Saat perayaan HUT ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia, beliau dianugerahi penghargaan karena kontribusinya mewujudkan perdamaian dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), beliau dimasukkan menjadi salah satu dari 75 penerima Apresiasi Ikon Prestasi Pancasila Tahun 2020. Beliau menjadi satu-satunya dari Sulawesi Selatan. Oleh beberapa kalangan, beliau disebut mampu meredam tensi yang meninggi di Makassar ketika pemilihan Presiden berlangsung.
Sebelum meninggal, Anre Gurutta Sanusi Baco sempat dirawat di rumahnya. Sejak Jumat (14/5) pagi, beliau mengalami sakit berat. Hingga akhirnya wafat pada Sabtu (15/5) malam. Pada 2018, beliau juga sempat mengidap penyakit berat dan dirawat di rumah sakit.