Milan oh Milan!

AC Milan harus mengatasi tim tangguh Atalanta pada pekan terakhir demi Liga Champions

EPA-EFE/MATTEO BAZZI
Penyerang AC Milan Zlatan Ibrahimovic melihat dengan galau timnya yang tak kunjung menjebol gawang Cagliari dalam pertandingan pekan ke-37 Serie A di San Siro, Senin (17/5) dini hari WIB.
Red: Israr Itah

Oleh: Israr, Jurnalis Republika.co.id

Baca Juga


 

REPUBLIKA.CO.ID, Awalnya saya menyiapkan judul "Ahlan Wa Sahlan AC Milan" untuk tulisan ini. Sebab, saya memperkirakan Milan akan memastikan tiket ke Liga Champions musim depan pada Senin (17/5) dini hari WIB dengan mengalahkan Cagliari. Judul itu saya pikir pas dan juga berima.

Si anak hilang kembali. Klub yang katanya punya DNA Liga Champions akan berkumpul lagi dengan habitatnya yang berisikan tim-tim elite Eropa. Milan akan memperebutkan trofi Si Kuping Besar dengan klub-klub top Eropa, yang sebagian di antaranya merupakan mantan rekanan dalam deklarasi Liga Super Eropa yang menghebohkan itu. Terakhir kali Milan berlaga di sana pada musim 2013/2014. 

Namun saya hanya bisa mengira-ngira dan berencana, tapi Stefano Pioli mengacaukan semuanya. Kenapa Pioli? Sebab dialah nakhoda tim ini. Katanya, kalau tim jelek, pelatih yang harus disalahkan, sementara jika bagus, pemain yang dipuji.

Di mata saya, Pioli semestinya bisa segera memastikan arah pelabuhan Milan berikutnya. Nyatanya, target mengalahkan Cagliari untuk memastikan posisi empat besar tak bisa diraih. Milan ditahan tanpa gol di kandang sendiri, Stadion San Siro.

Padahal, sebelum laga, Cagliari sudah memastikan aman dari jeratan degradasi setelah Crotone menahan imbang Benevento 1-1. Tim tamu tak punya motivasi ekstra untuk menang yang seharusnya menguntungkan Rossoneri. Namun itu hanya perhitungan di atas kertas yang berbeda saat di lapangan.

Dalam pembicaraan saya dengan Mang Karta beberapa waktu lalu, kami bercanda mengubah nama Stefano Pioli menjadi Stefano PHP (pemberi harapan palsu). Bagaimana tidak, setelah dibuai mimpi Scudetto selama setengah musim, Milanisti di seluruh dunia harus menurunkan ekpektasinya menjadi hanya finis di zona Liga Champions. Belakangan, harapan para pendukung tim Merah-Hitam itu pun mesti disertai jantung berdebar-debar.

Bagaimana tidak, target empat besar yang tampak mudah sekitar dua bulan lalu itu kini menjadi rumit. Milan sendiri yang mengacaukannya. Ibarat diberikan baki berisi makanan, Milan yang diarsiteki Pioli menumpahkannya. Tidak sekali, melainkan berkali-kali. Tapi kan Milan diganggu cedera pemain pilar? Betul, tapi saat para pemain cedera sudah kembali, Pioli tetap gagap memaksimalkan mereka untuk meraih hasil positif.

Oh ya, Mang Karta adalah rekan sekantor saya. Dia Rossonero, sebutan untuk pendukung pria Milan dalam bentuk singular di Bahasa Italia. Ketika beberapa tahun lalu kami masih aktif bermain futsal di dekat kantor, Mang Karta selalu tampil dengan atribut Milan. Jika ada pihak yang berani terang-terangan mengejek Milan dalam perbincangan sepak bola, dia akan berada di garda terdepan untuk membela. Mang Karta selalu punya amunisi untuk membela tim kesayangannya.

Kami membahas...

Kami membahas tentang Milan yang kehilangan tiga poin dari Sassuolo dengan cara menyedihkan. Milan menyiakan banyak peluang setelah unggul 1-0. Dalam kondisi Sassuolo menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah pelatih Stefano De Zerbi memasukkan Giacomo Raspadori pada menit ke-64, Pioli malah menarik Hakan Calhanoglu dan Ante Rebic. Padahal dua sosok yang sepanjang laga memberikan tekanan konstan ke pertahanan Sassuolo, meski juga kerap membuang peluang. Pioli justru memasukkan Rade Krunic dan Mario Mandukic pada menit ke-73 dan 74. Hanya berselang dua menit setelah pergantian itu, Sassuolo menyamakan kedudukan lewat Raspadori.

Milan dalam tekanan. Raspadori mencetak gol keduanya pada menit ke-83. Pioli baru merespons dengan memasukkan Pierre Kalulu, Brahim Diaz, dan Samu Castilejo. Namun semua sudah terlambat. Milan tumbang dalam laga pekan ke-32 tersebut. Setelahnya, Milan kembali digasak Lazio. Kali ini kami menyesali keputusan Pioli memasangMandzukic sebagai starter. Sebab dalam laga-laga sebelumnya, ia menjadi kartu mati. Terbukti, Mandzukic kembali tak bisa berkontribusi.

Untungnya tim pesaing Milan juga tak mulus. Setelah sempat terlempar dari empat besar, Milan kembali ke zona Liga Champions usai mengalahkan Juventus dan Torino. Kendali ada di tangan Rossoneri untuk memastikan langkah ke kompetisi terelite Eropa musim depan dengan lebih mudah dan cepat, tapi mereka kembali menyiakannya.

Melawan Cagliari yang menggunakan formasi 5-3-2, Pioli tak menunjukkan counter strategi brilian. Milan yang kalah dalam duel bola atas karena kehilangan Zlatan Ibrahimovic akibat cedera, mencoba bermain kombinasi operan satu dua untuk membongkar pertahanan tamunya. Namun pergerakan bola yang lambat, serta sedikitnya upaya untuk melepaskan tembakan jarak jauh membuat gol yang dinanti tak kunjung datang.

Pioli baru memasukkan Rafael Leao pada babak kedua diikuti sejumlah pergantian pemain lainnya. Hingga akhirnya dalam keputus-asaan ia memainkan Mario Mandzukic pada menit ke-89 menggantikan Calhanoglu. Namun gol yang diharapkan tak kunjung datang sampai laga usai.

Milan berada  di peringkat tiga dengan 76 poin, sama nilainya dengan Napoli di posisi empat dan hanya unggul satu angka dari Juventus di posisi lima. Milan masih bisa menentukan nasib sendiri, lolos ke Liga Champions atau kembali bermain di Liga Europ. Untuk pilihan ertama, caranya dengan memastikan kemenangan pada laga terakhir. Masalahnya, lawan yang dihadapi adalah Atalanta, tim yang belakangan ini langganan bermain di Liga Champions. Pertandingan juga berlangsung di Bergamo, markas Atalanta. Pada pertemuan pertama di San Siro, Januari lalu, Milan digasak 0-3 oleh kekuatan baru di sepak bola Italia tersebut.

Mengharapkan tim lain membantu amat sulit. Sebab Napoli hanya akan menghadapi Verona, sementara Juventus meladeni Bologna pada laga terakhir. Kemungkinan kedua tim pesaing Milan ini bisa memetik poin penuh. Padahal Milan berharap Verona atau Bologna menang sehingga hasil apa pun melawan Atalanta tak memengaruhi posisi mereka di empat besar. Rumit pastinya. Cara terbaik dan tersulit hanyalah membungkam Atalanta.

Dengan segala hormat untuk pendukung Napoli dan Juventus, saya berharap Milan bisa finis empat besar musim ini. Saya hanya membayangkan betapa gembiranya Mang Karta bila ini terjadi. Semoga Pioli tak PHP lagi kali ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler