Terapi Plasma Konvalesen, Benarkah Efektif?
Keberhasilan terapi tergantung pada dosis, kadar antibodi, dan waktu pemberian.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Pandemi COVID-19 belum berakhir. Meski saat ini sedang berlangsung program vaksinasi, jumlah yang terinfeksi virus corona masih banyak. Bahkan ditengarai terus bertambah.
Boleh dibilang sejauh ini belum ada obat khusus untuk mengobati orang yang terinfeksi Covid 19. Salah satu metode pengobatan yang efektif adalah dengan terapi dari donor darah plasma konvalesen.
Apakah donor darah plasma konvalesen? Bisakah setiap penyintas Covid-19 menjadi peserta donor darah plasma kovalesen?
Menurut Dr dr Monica, Sp.An. dari Universitas Kristen Maranatha, terapi plasma konvalesen (TPK) merupakan salah satu terapi dengan memindahkan plasma penyintas Covid-19 yang mengandung antibodi spesifik terhadap SARS-CoV-2 ke pasien Covid-19 yang masih menderita penyakit tersebut.
Ada banyak sekali penelitian dengan hasil yang berbeda mengenai TPK. Ada yang memberikan hasil mendukung dan sebaliknya. Tetapi sebenarnya, keberhasilan TPK tergantung dari beberapa faktor utama yaitu “dosis”, “kadar antibodi” dan “waktu pemberian”.
Tanpa memperhatikan ketiga faktor utama ini maka efektivitas antibodi di dalam TPK tidak akan optimal. Hal ini karena prinsip TPK sendiri adalah antibodi di dalam plasma konvalesen berfungsi untuk menghilangkan virusnya bukan untuk memperbaiki kerusakan organ yang terjadi. “Oleh sebab itu pemberian sedini mungkin terutama pada pasien dengan komorbid dapat memberikan hasil yang lebih baik,” jelas Dr Monica dalam keterangan pers, Kamis (20/5).
Untuk membahas lebih dalam persoalan tersebut, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dan didukung oleh PT Itama Ranoraya Tbk dan Terumo Indonesia menyelenggarakan webinar internasional tentang Terapi Plasma Konvalesen (TPK) pada Jumat (21/5) pukul 19.00 WIB.
Seminar daring ini merupakan kelanjutan dari Gerakan Donor Plasma Konvalesen Nasional pada 18 Januari 2021 lalu dalam bidang akademik umumnya dan medis khususnya.
Webinar ini merupakan seminar daring pertama di Indonesia yang mendatangkan tiga narasumber bertaraf internasional yang berasal dari AS dan merupakan pakar dalam penelitian TPK, yaitu Profesor Michael J. Joyner, M.D. dari Mayo Clinic; Profesor Arturo Casadevall, M.D., M.S., Ph.D. dari Johns Hopkins, dan Profesor Pirofski, M.D. dari Albert Einstein College of Medicine. Selain itu, hadir pula dua narasumber dari Indonesia yaitu Dr. dr. Theresia Monica, Sp.An., KIC., M.SI., MM., MARS. dari Universitas Kristen Maranatha dan Dr. dr. Ria Syafitri Evi Gantini, M. Biomed. dari Palang Merah Indonesia.
Monica yang juga ketua Pusat Pengembangan, Inovasi dan Kerjasama (PPIDK) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha berharap webinar ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, mendorong penelitian dengan desain yang baik tentang TPK ini, dan mengantarkan bangsa Indonesia menjadi pionir dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi agar bermanfaat bagi kemanusiaan.
Hendry Herman, direktur PT Itama Ranoraya Tbk, turut berharap seminar ini menjadi langkah awal untuk melakukan penelitian lanjutan dan pengembangan terhadap produk-produk dari plasma darah. “Kami berharap dukungan ini dapat menghasilkan berbagai inovasi yang turut berkontribusi dalam dunia kesehatan sesuai dengan misi kami, hi-tech healthcare solutions,” kata Hendry.