Wawancara Republika Pejabat Iran: Rudal Jangkau Israel?
Kemampuan rudal Iran bisa menjelajah hingga Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersamaan dengan memanasnya isu kemungkinan serangan Israel atas Republik Islam Iran, Deputi Menteri Pertahanan Iran urusan Industri dan Riset, Mohammad Eslami, pada November 2012 lalu mengunjungi Indonesia. Eslami bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan mengunjungi pameran pertahanan Indonesia (Indodefence 2012) di Kemayoran, Jakarta.
Dalam suasana santai, sore hari di sebuah lobi hotel di kawasan Senen, Jakarta, Eslami menggunakan setelan jas berwarna biru tanpa dasi. Ditemani penerjemah bahasa Persia, Ali Reza Alatas, ia bersedia diwawancarai soal pertahanan Iran serta kemungkinan menghadapi serangan Israel. Berikut petikan wawancara dengan wartawan Harian Republika, Selamat Ginting, dengan Mohammad Eslami.
Apakah ada kerja sama militer antara Indonesia dan Iran?
Kami memang sudah melakukan sejumlah kontrak kerja sama dengan Indonesia. Diharapkan, kontrak kerja sama itu dapat direalisasikan secepat mungkin. Apalagi, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Karena itu, kerja sama dengan Indonesia merupakan kebanggaan bagi Republik Islam Iran. Tangan kami sangat terbuka lebar.
Iran dikenal sebagai negara yang maju dalam bidang industri militer. Bahkan, negara Anda menembak pesawat tanpa awak berteknologi canggih milik AS. Apakah strategi Iran untuk memajukan industri militer?
Kami selalu menyadari, negara independen seperti Iran mempunyai sederet tantangan besar. Negara-negara besar di dunia ini tidak ingin Iran sebagai negara independen dapat maju dalam berbagai bidang, khususnya industri militer. Karena itu, kami selalu berpikir mandiri untuk mengembangkan teknologi di berbagai bidang, khususnya militer.
Dengan bantuan Allah SWT, Iran kini masuk dalam daftar negara-negara maju dalam bidang industri militer. Saat ini, para musuh pun berpikir dua kali lipat untuk menyerang Iran. Penaklukan pesawat tanpa awak berteknologi canggih milik AS merupakan salah satu buah dari jerih payah para pakar Republik Islam Iran selama ini.
Apakah Iran juga minta bantuan negara lain untuk mengembangkan industri militer?
Kami sadari bahwa tidak ada satu pun negara di dunia ini yang terlepas dari andil negara lain. Apalagi, di tengah pesatnya kemajuan teknologi dunia saat ini. Akan tetapi, para pakar Iran tidak pernah putus asa untuk terus mengembangkan teknologi yang dirancang dan didesain tanpa bantuan pihak mana pun.
Kami tidak pernah berharap banyak dari negara mana pun. Kami hanya berlindung pada kekuatan Allah SWT untuk terus maju. Bukankah Allah SWT dalam Alquran menegaskan, barang siapa yang berjuang untuk Allah, Allah akan menolongnya.
Ada berapa banyak industri militer di Iran?
Lebih dari seribu industri militer. Semuanya dikembangkan para pakar lokal Iran.
Apakah Iran juga mengekspor alutsista ke negara lain?
Iya, kami memang mengekspor produksi industri militer ke negara-negara lain.
Negara mana saja?
Anda tidak perlu tahu negara mana saja yang telah menjalin hubungan dengan Iran. Akan tetapi, yang jelas, kami sudah mengekspor produk industri militer Republik Islam Iran ke lebih 50 negara, termasuk sejumlah negara Eropa.
Anda juga kembangkan Rudal Shahab?
Ya, kami terus kembangkan Rudal Shahab. Kini, kami sudah kembangkan Rudal Shahab 3 yang jarak jelajahnya mencapai lebih dari 2.000 km.
Berarti Rudal Shahab 3 bisa menargetkan Israel?
Ya, kami dengan mudah dapat menghujani Israel dengan rudal buatan kami.
Apakah Iran yakin dapat menundukkan Israel yang dibekali kekuatan teknologi serbacanggih dan dukungan kuat dari negara besar, seperti Amerika Serikat?
Saya tidak mau berbicara banyak untuk mengukur kekuatan Zionis Israel. Saya hanya berkomentar, Zionis Israel terbukti kewalahan menghadapi kekuatan selevel organisasi seperti Hizbullah Lebanon. Apalagi, rezim ini menghadapi Iran sebagai negara yang sudah mempersiapkan diri selama tiga dekade terakhir ini.
Apa saran Anda untuk Indonesia terkait industri pertahanan dan persenjataan?
Kami mengharapkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia menjadi negara yang maju dan independen dalam berbagai bidang, termasuk industri militer. Kami sebagai negara sahabat siap memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia, bahkan kami juga siap melakukan transfer teknologi.
*Naskah ini dikutip dari dokumentasi Harian Republika, 2012.