DPR Dukung Kementan Ganti Gandum dengan Sorgum untuk Pakan
Indonesia memiliki daerah yang memiliki kesesuaian untuk pengembangan Sorgum.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mendukung pengembangan Sorgum di Indonesia. Hal itu disampaikan saat memimpin rapat dengar pendapat (RDP) bersama Kementerian Pertanian, di Gedung DPR RI, Senin (24/5).
Menurut Sudin, Sorgum berpotensi sebagai pengganti gandum sebagai bahan pakan ternak. "Sekjen, Dirjen Peternakan-pun saya minta, ikut membina tanaman sorgum. Karena sorgum ini akan mengurangi gandum impor untuk pakan ternak,” katanya.
Indonesia memiliki daerah yang memiliki kesesuaian untuk pengembangan Sorgum. Selama ini, Sorgum banyak ditemukan di Jawa Tengah seperti, Purwodadi, Pati, Demak, Wonogiri. Sorgum juga banyak ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Gunung Kidul dan Kulon Progo). Sementara di Jawa Timur, Sorgum tumbuh di Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo. Untuk di kawasan timur iNdonesia, Sorgum banyak tumbuh di sebagian Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan rata-rata produktivitas Gandum yang tertinggi. Dalam satu hektar, rata-rata produktivitasnya mencapai 3,6 ton sedangkan Indonesia masih pada kisaran 1,5 – 1,8 ton per hektar.
Tingginya rata-rata produktivitas Gandum Amerika Serikat ditenggarai karena penggunaan varietas hibrida disamping penerapan teknologi budi daya yang optimal dan manajemen pengairan yang baik. Menurut Sudin, bagian Sorgum bukan hanya buahnya saja yang bisa dimanfaatkan. “Batangnya bisa untuk makanan ternak. Saya sudah melihat di Lampung, hasilnya sangat bagus sekali,"kata Sudin.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah melakukan perjanjian kerja sama bersama Indonesia Cerdas Desa (ICD) yang menjadi mitra program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dalam pengembangan Sorgum yang akan difokuskan di Sumatera Selatan dan Lampung.
Varietas yang dikembangkan adalah Sorgum Bioguma Agritan, hasil inovasi Balitbangtan dengan beberapa keunggulannya, yaitu potensi hasil biji rata-rata 7 ton per hektare, brix gula dalam batang mencapai 15,5 persen, volume nira mencapai 122 mili liter, serta biomasa batang 44-54 ton per hektare.
Kepala balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan bahwa kerja sama yang dilakukan merupakan langkah kongkret Kementan dalam mendiseminasikan hasil penelitian, terlebih masih banyak masyarakat yang belum mengenal komoditas Sorgum. “Tentu kami berharap sorgum bioguma lebih mudah dikenal dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarat yang lebih luas,” ujar Fadjry, 8 Juni 2020 lalu.
Sebagai informasi, selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan berupa beras dan tepung pengganti terigu, biji sorgum juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri pakan. Dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, petani produsen, dan pabrik pakan ternak dalam pengembangan Sorgum. Karena, dengan hal tersebut produksi sorgum dapat ditampung oleh industri pakan sehingga terdapat jaminan pasar bagi petani.