Zara Mohammed, Sekjen Perempuan Pertama Dewan Muslim Inggris
Zara Mohammed merupakan orang skotlandia pertama yang menjadi Sekjen MCB
REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Muslim Inggris, ada sepuluh hal yang mengubah hidup Zara Mohammed. Pada usianya yang menginjak 29 tahun, dia menjadi orang termuda yang mewakili organisasi Muslim paling beragam di Inggris.
Pertama, dia merupakan wanita pertama sekaligus orang Skotlandia pertama yang terpilih sebagai Sekjen Dewan Muslim Inggris merupakan hal yang sangat besar.
“Ini bukanlah sesuatu yang pernah saya bayangkan akan saya lakukan. Saya memiliki semua tanggung jawab untuk berbuat baik. Saya pikir ada banyak prasangka tentang Islam tapi usia dan jenis kelamin saya bukanlah penghalang bagi saya untuk terpilih ke posisi yang begitu penting,” kata Zara seperti dilansir the national, Senin (31/5).
Kedua, dia mulai mengenakan jilbab saat berada di tahun kedua kuliah hukum dan politik di Universitas Strathclyde. Zara menjadi seorang Muslim yang taat.
“Saya mempelajari iman saya dan membaca Alquran. Ibu saya menyerahkan pilihannya ke saya untuk mengenakan kerudung. Sebab itu membawa tanggung jawab lebih dan saya harus menjadi panutan yang baik,” ujarnya.
Bagi Zara, mengenakan jilbab sebagai bentuk untuk menegaskan identitasnya menjadi Muslim. Namun, bagi sebagian orang ragu-ragu untuk mengenakannya karena masalah Islamofobia.
Selain itu, Zara juga sadar ada begitu banyak manfaat dalam hal-hal yang terkadang Anda singkirkan dan takut. Misalnya, ketika kecil dia mencoba belajar naik sepeda. Akan tetapi dia terjatuh dan terluka sehingga dia memutuskan untuk berhenti. Saat sudah kuliah, ia kembali mencoba belajar dan akhirnya bisa naik sepeda.
Saat masuk tahun terakhir di SMA, Zara diberi tanggung jawab sebagai editor buku tahunan. Pengalaman itu jika dia mengingatnya, terasa sangat menegangkan. Dia melakukannya dengan sangat baik.
“Saya menjadi kreatif, memasukkan profil guru dan murid, cerita lucu, dan gambar bayi. Ini adalah momen di mana saya merasa sangat bertanggung jawab dan dapat menjadi kreatif,” ucapnya.
Salah satu hal yang membawanya menuju Sekjen Dewan Muslim Inggris adalah menjadi presiden perempuan pertama Federasi Masyarakat Islam Pelajar tahun 2016-2017. Dalam 55 tahun, dia adalah presiden wanita pertama. Mencalonkan diri dalam pemilihan itu dia harus percaya pada diri sendiri. Itu adalah pengalaman kepemimpinan yang besar.
Memasuki kuliah S2, Zara berfokus ada hak sosial dan ekonomi, termasuk ha katas perumahan, ha katas air, dan ha katas pekerjaan.
“Saya pikir bagian dari diri saya adalah untuk mengadvokasi hak asasi manusia dan untuk mengadvokasi standar yang lebih baik untuk semua orang. Saya tidak melihat itu sebagai eksklusif untuk Muslim. Saya ingin masyarakat yang lebih baik untuk semua orang,” tuturnya.
Menjadi di posisinya saat ini, dia tak terlepas dari dukungan keluarganya. Orang tuanya selalu menaruh kepercayaan padanya. Mereka memberi Zara tanggung jawab dan pengalaman. Misalnya, mereka mengajaknya ke museum, acara, atau jalan-jalan.
Kedua orang tua nya selalu menyuruh Zara untuk bermimpi setinggi mungkin. Selain orang tua, kakak-kakaknya juga mendukungnya dengan memberinya segelintir nasihat. Tak hanya keluarga, teman-temannya pun memberi dukungan besar pada setiap langkah yang ia tuju.
“Sebelum saya percaya pada diri saya, mereka sudah percaya pada saya. Mereka juga memberi saya masukan yang jujur dan memberi tahu saya jika ada bantuan bisa tanyakan langsung,” kata dia.
“Saya ingin berterima kasih kepada teman-teman saya karena telah memberi saya dorongan untuk memulai blog saya dan mencalonkan diri untuk posisi ini,” tambah dia.
Perjalanan ke sejumlah negara membentuk kepribadian Zara. Dia pernah melakukan perjalanan jauh misalnya ke Malaysia, utara Finlandia, Saudi, beberapa negara di Eropa dan AS. Semua perjalanan itu memberi pelajaran bahwa dalam hidup, Zara harus menjadi seorang yang tangguh dan mampu berpikir dinamis.
Hal terakhir yang mengubah hidupnya adalah pernikahan dan haji. Dia menikah pada tahun 2017. Setelah itu, dia menunaikan ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima. Bagi umat Islam, haji setidaknya dilakukan sekali dalam seumur hidup. Selama perjalanan haji, banyak hal yang menantang misalnya suhunya yang jauh berbeda dibandingkan di Inggris.
“Berkemah, berada di gurun, dan bertemu banyak orang yang tidak saya kenal. Perjalanan ini adalah sebuah pengorbanan. Saya bertemu banyak Muslim dari seluruh dunia. Bagi saya itu adalah hubungan spiritual yang nyata,” tutupnya.