Negara Bagian Victoria Belum Bebas dari Lockdown
Penyebaran kasus Covid-19 masih menghantui Negara Bagian Victoria.
REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah negara bagian Victoria Australia masih belum memastikan apakah penguncian Covid-19 akan tuntas dalam satu pekan seperti yang direncanakan pada Kamis esok. Victoria terus bergulat dengan wabah virus yang berkembang.
Negara bagian terpadat kedua di Australia itu memutuskan lockdown pada 27 Mei setelah negara bagian itu melaporkan kasus pertama yang ditularkan secara lokal dalam hampir tiga bulan awal pekan lalu. Keputusan ini memaksa hampir tujuh juta penduduknya untuk tetap di rumah kecuali untuk urusan penting.
Sembilan kasus Covid-19 yang didapat secara lokal dilaporkan pada hari ini sehingga total infeksi menjadi 54. Data hari ini mencakup enam kasus yang diumumkan pada Senin kemarin yang dicatat setelah batas waktu tengah malam.
"Saya tidak tahu apakah akan ada perpanjangan atau tidak," kata Menteri Kesehatan negara bagian Victoria Martin Foley kepada wartawan di Melbourne seperti dilansir dari Arab News pada Selasa (1/6).
Foley mengungkapkan kekhawatiran yang signifikan akan pandemi. Terutama tentang transmisi komunitas karena beberapa tempat ditambahkan ke daftar titik rawan penularan. "Kami belum dalam posisi untuk melakukan keputusan itu ... dan segera setelah kami berada di posisi itu, kami akan membagikannya (informasi) dengan semua warga Victoria," ujar Foley.
Sekitar 75 persen dari 4.800 kontak utama yang dilacak dalam wabah sekarang telah menunjukkan hasil negatif, dan sisanya menunggu hasil. Para pejabat mengatakan mereka dapat melacak ketiga kelompok tersebut ke pelancong luar negeri yang dites positif beberapa hari setelah menyelesaikan karantina.
Penguncian cepat, kontrol perbatasan regional, dan pembatasan pergerakan yang ketat sebagian besar telah membantu Australia keluar dari angka Covid-19 yang lebih tinggi di banyak negara maju lainnya. Sejauh ini, negara itu telah melaporkan lebih dari 30.100 kasus dan 910 kematian.
Victoria, menjadi negara bagian Australia yang paling parah terkena dampak Covid-19. Negara bagian itu melakukan penguncian selama lebih dari 100 hari akhir tahun lalu dalam upaya untuk menahan gelombang kedua yang mengakibatkan lebih dari 800 kematian. Negara bagian itu menyumbang sekitar 70 persen dari total infeksi di Australia sejak pandemi dimulai.