Taiwan Belum akan Lakukan Lockdown
Pemerintah Taiwan telah membatasi pertemuan dan menutup tempat-tempat hiburan.
REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Kepala departemen kesehatan Taiwan Chen Shih-chung pada Kamis mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk membicarakan perlunya peningkatan kewaspadaan dan melakukan penguncian (lockdown) penuh. Meskipun ada kekhawatiran ihwal peningkatan jumlah kasus.
Taiwan sebelumnya telah menjadi contoh baik dalam upaya pengendalian pandemi, tetapi peningkatan kasus infeksi domestiknya, meskipun tidak memuncak, telah membuat khawatir pemerintah. Kondisi itu mendorong pemerintah Taiwan untuk membatasi pertemuan dan menutup tempat-tempat hiburan.
Pemerintah juga menghadapi keterlambatan pelaporan hasil tes, yang menyebabkan pemerintah merevisi jumlah total kasus Covid-19 di Taiwan setiap hari. Chen Shih-chung saat berbicara pada konferensi pers harian mengaku prihatin dengan peningkatan jumlah orang muda yang terinfeksi."Tidak ada alasan untuk optimistis," kata Chen tentang tren kasus Covid-19 di Taiwan.
Akhir pekan depan akan ada festival Perahu Naga tradisional, ketika orang-orang sering bepergian untuk melihat anggota keluarga mereka di daerah lain Taiwan. Chen mengatakan warga tidak boleh bepergian jika tidak ada keperluan mendesak.
"Saya berharap semua orang tidak kembali ke kampung halaman jika tidak perlu," katanya.
Taiwan pada Kamis melaporkan 583 kasus domestik Covid-19, termasuk 219 kasus yang ditambahkan ke total kasus dalam beberapa hari terakhir. Angka tersebut meningkat dari 549 kasus yang dilaporkan pada Rabu (2/6), yang juga termasuk kasus dari hari-hari sebelumnya.
Sebagian besar kasus infeksi corona terkonsentrasi di Taipei dan sekitarnya, tetapi Chen mengatakan mereka khawatir tentang wabah di asrama pabrik di Miaoli di Taiwan utara.
Pemerintah sejauh ini hanya baru memvaksin sekitar 3 persen dari total 23,5 juta warga Taiwan, meskipun memiliki jutaan dosis vaksin lagi yang pengirimannya tertunda karena kekurangan pasokan global.