Dugaan Lonjakan Kasus Covid di Bangkalan Akibat Amukan B117
ITD Unair menemukan varian Alpha B117 di Bangkalan, Madura.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dadang Kurnia, Antara
Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bangkalan sedang mengalami lonjakan. Menurut Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron, lonjakan kasus Covid-19 di daerahnya dipicu penularan pada klaster keluarga setelah warga Bangkalan melakukan mudik Lebaran.
Mulai 10 April hingga 7 Juni 2021, kasus Covid-19 di Bangkalan, tepatnya di empat kecamatan, melonjak drastis. Satgas Covid-19 Kabupaten Bangkalan mencatat, kenaikan kasus konfirmasi positif dari 12 kasus menjadi total 322 kasus.
“Pasien Covid-19 tertinggi ada di empat kecamatan, yakni Kecamatan Arosbaya, Klampis, Geger, dan Kecamatan Kota,” kata Abdul Latif melalui siaran tertulisnya, Rabu (9/6).
Abdul Latif menambahkan, dari 150 tempat tidur di RSUD Syarifa Ambami Ratoh Ebu, yang saat ini terpakai mencapai 93 pasien. Kemudian, dari 74 tempat tidur di Balai Diklat terpakai 35 dan di Balai Latihan Kerja (BLK) dari 30 tempat tidur terpakai 17 pasien OTG.
“Untuk penyekatan masih diberlakukan di wilayah Arosbaya, di penyeberangan Kamal dan akses masuk Suramadu sisi Madura,” ujarnya.
Ketua Institute of Tropical Disease (ITD) Unair Prof Maria Lucia Inge Lusida mengatakan, whole genome sequencing yang dilakukan ITD telah menemukan dua mutasi virus corona yang berasal dari luar Indonesia.
"Dua varian itu, B117 atau varian Alpha yang awalnya ditemukan di Inggris dan B1351 varian Beta asal Afrika Selatan. Yang B117 dari Bangkalan dan B135 dari Jember," ujar Inge, Selasa (8/6).
Meski begitu, Inge tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa penemuan mutasi virus corona itu yang membuat kasus Covid-19 di Bangkalan meningkat. Menurutnya, untuk menyimpulkan bahwa penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan akibat mutasi virus baru, harus melalui penelitian epidemiologis secara komprehensif.
"Itu masih dugaan, perlu pengamatan yang lebih cermat dan melibatkan ahli epidemiologi untuk memastikan hal itu," tutur dia.
Rektor Unair Mohammad Nasih menegaskan, tidak serta-merta temuan B117 bisa dihubungkan dengan lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan saat ini. Proses untuk menganalisis strain suatu virus, kata dia, membutuhkan waktu yang lama.
"Yang beredar itu adalah temuan sebulan lalu, bukan sekarang. Jangan dikaitkan, sebab nanti bisa berpengaruh pada psikologis para pasien," kata Nasih, Rabu (9/6).
Sampel varian Alpha (B117) itu, dia menambahkan, berasal dari spesimen pekerja migran Indonesia (PMI) yang memang harus dites usap antigen dan PCR sebelum kembali ke daerah asalnya masing-masing. Setelah diketahui positif pun, katanya, mereka harus diisolasi secara terpusat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya sehingga kecil kemungkinan terjadi penularan di kampung halamannya.
Sementara itu, soal kemungkinan adanya mutasi virus corona di Bangkalan hingga membuat lonjakan kasus, menurut Nasih, pihaknya masih harus melakukan penelitian lebih lanjut. Saat ini, para peneliti di ITD Unair sudah mulai mencermati spesimen dari Bangkalan.
"Sekarang sampel Bangkalan baru diterima dua hari lalu, yakni 40 sampel yang sekarang sedang dikerjakan ITD dengan whole genom sequencing," katanya.
Dengan serangkaian proses yang diperlukan, ia memperkirakan hasil whole genome sequencing dari sampel Bangkalan baru bisa diumumkan pada Sabtu atau Ahad pekan ini. "Proses ini nantinya akan mengungkap apakah virus corona yang menyerang Bangkalan hingga membuat beberapa tenaga kesehatannya meninggal dunia merupakan mutasi atau bukan," demikian kata Nasih.
In Picture: Tes Antigen Warga Madura
Menimbang lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan, Madura, Pemerintah Kota Surabaya bakal melakukan pendataan atau tracing kepada warga yang telah melakukan mobilitas ke Bangkalan. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkab Bangkalan mengenai data mobilitas atau kunjungan warga asal Surabaya.
"Kalau ada warga yang dari Bangkalan atau habis bertamu di sana yang sekarang pulang ke Surabaya, kita akan lakukan tracing," kata Eri di Surabaya, Rabu (9/6).
Eri menjelaskan, tracing atau pendataan bakal dilakukan camat beserta jajaran. Pendataan dilakukan, baik kepada warga yang tinggal di rumah susun (rusun), kos-kosan, maupun perkampungan.
Eri mengatakan, informasi dari Pemkab Bangkalan ini sangat dibutuhkan untuk memasifkan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di kotanya. Eri mengatakan, Pemkot Surabaya pun siap memberikan informasi yang sama mengenai data mobilitas warga Bangkalan yang pulang dari Surabaya.
"Nanti dari sana (Pemkab Bangkalan) ada kabar informasi, kita lakukan tracing di Surabaya. Nanti Surabaya juga ada kabar informasi kita berikan ke Bangkalan untuk dilakukan tracing di sana," ujarnya.
Camat Asemrowo, Surabaya, Bambang Udi Ukoro, mengaku telah berkoordinasi dengan lurah dan perangkat RT/RW untuk melakukan pendataan kepada warganya. Pendataan difokuskan kepada warga yang dalam beberapa hari ke belakang ada mobilitas ke Bangkalan.
"Kita akan melakukan pengecekan atau pendataan kepada warga yang berasal atau pulang pergi dari Madura," kata Bambang.
Setelah dilakukan pendataan, Bambang menambahkan, warga terkait akan dilakukan pemeriksaan kesehatan melalui tes rapid antigen. "Kita lakukan rapid antigen juga swab PCR dengan Kepala puskesmas. Kami sudah berkoordinasi untuk persiapan, hari ini pelaksanaannya," ujarnya.
Ia mengaku, di wilayahnya juga banyak warga yang merupakan asli Madura dan sudah tinggal menetap di Asemrowo. Meski telah menjadi warga Asemrowo, tentunya mereka juga masih sering melakukan mobilitas atau kunjungan ke Madura. "Kita harapkan tidak menemukan warga Asemrowo yang terdeteksi Covid-19," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita, menambahkan, jumlah total nakes yang bertugas per harinya mencapai 500 orang personel yang dibagi dalam lima shift. Tenaga kesehatan yang diterjunkan berasal dari 63 puskesmas se-Surabaya, rumah sakit RSUD dr Mohamad Sowandhie, serta RS Bhakti Dharma Husada (BDH).
“Kita juga sudah nambah meja diperbanyak. Memang ini sudah menjadi tugas kami. Para nakes lebih baik bekerja di depan seperti ini, jangan sampai masuk RS dan bertambah parah yang mengakibatkan nakes juga tertular,” kata dia.
Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron mengatakan, pihaknya sudah melakukan tracing di beberapa kecamatan yang menjadi episentrum awal penyebaran Covid-19. Ia juga berharap kepada masyarakat supaya tidak takut dan khawatir ketika akan dilakukan tes antigen. Karena, itu demi keselamatan diri sendiri dan keluarga.
“Saya juga sudah berkoordinasi dengan tiga kabupaten di Madura. Bupati Sampang, Bupati Pamekasan, dan Bupati Sumenep agar warga yang akan melintas atau menuju Surabaya harus membawa surat kesehatan berupa hasil rapid antigen agar tidak terjadi kemacetan yang panjang," kata dia.
Kementerian Kesehatan juga sudah mengirim sebanyak 30 alat ventilator ke RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu, Bangkalan. Pengiriman ventilator ini untuk membantu menangani lonjakan pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit itu.
"Selain mengirim alat ventilator, kami juga akan mengirim tenaga kesehatan untuk membantu penanganan Covid-19 di Bangkalan ini," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Bangkalan, Selasa (8/6).