Arkeolog Temukan Dokumen Penting di Bekas Pabrik Cadbury
Ada banyak fakta dan angka serta peristiwa penting yang membuat Cadbury sebesar kini.
REPUBLIKA.CO.ID, DUNEDIN -- Pembongkaran gedung pabrik Cadbury di Dunedin, Selandia Baru menyisakan temuan sejumlah besar dokumen penting. Pabrik itu dibongkar untuk menjadi lokasi rumah sakit Dunedin.
Salah satu dokumen yang ditemukan menuliskan detail R Hudson & Co., bisnis keluarga yang membuat makanan manis hingga akhirnya bergabung dengan perusahaan global, Cadbury.
"Kami telah menemukan sekitar 16 buku, semua buku kecil dari para direktur dari R Hudson Company, mulai dari sekitar tahun 1899 hingga sejarah Cadbury Fry Hudson Company. Dan mereka terus berlanjut hingga sekitar tahun 1988," kata arkeolog Megan Lawrence dikutip dari rnz, Jumat (11/6).
Dia menambahkan, ada sejarah Cadbury dalam rentang waktu seabad dalam buku tersebut. Bahkan, di dalamnya ada banyak fakta dan angka serta peristiwa penting yang membuat Cadbury sebesar saat ini.
"Penggabungan R Hudson & Company pada tahun 1889 ada di halaman pertama. Seiring kita menelusuri sejarah, ada beberapa detail menarik tentang perbaikan pabrik dan perbaikan bangunan lain seperti pondok di sana,’’ lanjut dia.
Tulisan yang ada itu menurut dia, melewati dua periode perang, dengan pencapaian dagang yang baik. Sehingga, menjadi catatan penting dan tak ternilai selama perang Dunia Pertama.
"Setiap catatan cukup singkat, jadi tidak terlalu detail, tapi kami masih mengekstrak sedikit informasi. Ini sebenarnya mencakup beberapa tahun dari 1899 hingga 1950," katanya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku belum melihat adanya resep coklat yang tersembunyi di dokumen itu. Walaupun, ada beberapa di antaranya yang merupakan penemuan hebat, seperti rencana mesin Curly Wurly dan cetakan ikan coklat.
"Dan ketika Anda berjalan di sekitar gedung, kadang-kadang Anda menemukan Jaffa atau telur Paskah aneh yang ditinggalkan. Kami menemukan beberapa rencana yang disimpan di beberapa laci arsitektur di sana dan semuanya telah dipindai secara digital. Jadi kami telah menyimpannya untuk masa depan [dan] membuatnya dapat diakses oleh orang-orang,’’ ungkap dia.
Dijelaskannya, buku-buku yang ditemukan itu saat ini disimpan di museum supaya bisa dilihat publik.