Danxia, Bukit Pelangi Mirip Mars di Tengah Gurun Gobi

Bagian tertinggi puncak bukit pelangi Danxia berwarna keemasan.

Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, ZHANGYE -- Daerah Zhangye, China memiliki potensi yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lainnya di China. Di kaki barisan pergunungan Qilian ada taman bumi yang luasnya mencapai 50 kilometer persegi. Danxia namanya.

Baca Juga


Banyak orang bilang, Danxia mirip dengan planet Mars karena permukaannya berbukit warna kemerah-merahan.

"Agak ke sini biar kelihatan seperti di planet Mars," ujar seorang wisatawan mengarahkan temannya berpose dengan latar belakang bukit pelangi Danxia.

Bagian tertinggi puncak Danxia berwarna keemasan. Di bawahnya lagi kemerahan berpadu dengan kekuning-kuningan dan kehijau-hijauan.

Hamparan yang menyilaukan mata nun jauh di sela-sela bukit pelangi terlihat seperti telaga. Namun hanya fatamorgana karena ternyata bebatuan yang menghampar rata begitu saja.

Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa sekitar 540 juta tahun yang lalu, daerah itu pernah menjadi bagian dari lautan. Akibat tumbukan lempeng tektonik, daratan terlipat dan membentuk pegunungan lalu terangkat.

Kerikil merah mengendap ketika sungai mulai terbentuk di daerah tersebut. Dalam kurun waktu yang berbeda, berbagai sedimentasi bebatuan tersebut mengandung sejumlah garam besi dengan jenis berbeda.

Inilah sebabnya mengapa lapisan perbukitan Danxia memiliki warna yang berbeda-beda, yaitu merah, merah keunguan, hijau kekuningan, hijau keabu-abuan, dan abu-abu. Setiap lapisan perbukitan tersebut membutuhkan waktu ribuan tahun untuk membentuk warna yang beraneka ragam.

Trevor Nace, pakar geologi dari Duke Universty, North Carolina, Amerika Serikat, dalam tulisannya menjelaskan bahwa bukit Danxia tersusun dari kerikil, kapur, dan batu lanau yang mengendap di China sebelum pegunungan Himalaya terbentuk. Pasir dan lanau terendap bersama dengan besi dan mineral yang berfungsi sebagai bahan utama warna alami seperti Danxia yang terlihat sekarang ini.

Warna utama batu pasir merah tua, tidak jauh berbeda dengan Fountain Formation di Flatirons, Red Rocks Park, dan Garden of the Gods yang semuanya berada di Colorado, Amerika Serikat. Warna merah disebabkan oleh lapisan oksida besi dan sedimentasi di antara butiran batu pasir.

Zhangye yang posisinya terkurung daratan (landlock) di tengah padang pasir mungkin juga tidak akan banyak didatangi orang. Namun karena Danxia, kota kecil berpenduduk sekitar 1,2 juta jiwa itulah menjadi daya tarik tersendiri bagi Zhangye. Oleh karena faktor itu pula Zhangye bisa mendatangkan tiga juta wisatawan per tahun sebelum pandemi COVID-19 melanda.

 

Danxia yang telah ditetapkan sebagai geopark oleh Unesco pada tahun 2020 itu lokasinya tidak jauh dari pusat kota, tidak lebih dari 30 kilometer.

Meskipun berbukit, medannya tidak sulit. Bahkan sejak memasuki kawasan taman bumi itu mata sudah dimanjakan oleh pemandangan alam yang tiada duanya di China itu.

Mei hingga Agustus merupakan saat terbaik untuk mengunjungi Danxia. Apalagi kalau cuaca cerah, Danxia bagaikan lukisan hidup di depan pelupuk mata.Namun di antara perbukitan pelangi Danxia ada satu bukit yang menarik perhatian.Lokasi ini ternyata tidak dibuka untuk umum.

Di mana Danxia?

Jarak Zhanghye dari Ibu Kota Provinsi Gansu di Lanzhou sekitar 450 kilometer. Kereta cepat butuh waktu hampir empat jam untuk menghubungkan kedua kota itu. Itu pun harus memutar melintasi wilayah Provinsi Qinghai.

Kota ini berada di koridor Hexi, Gurun Gobi, yang berbatasan dengan Mongolia Dalam di utara dan Qinghai di sebelah selatan. Penduduknya relatif beragam etnis.

Ada etnis Muslim Hui, Tibetan, dan Mongol, selain Han sendiri yang memang mayoritas di daratan Tiongkok. Letaknya juga strategis karena berada di perlintasan Jalur Sutera Kuno dari Chang'an menuju beberapa negara di Eropa.

Chang'an adalah nama lain kota Xi'an yang dahulu kala pernah menjadi ibu kota China pada zaman dahulu kala. Namun secara ekonomi Zhangye kalah menjanjikan dengan daerah-daerah tingkat dua lainnya di China.

 

 

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler