Kota Bogor Jadi Lokasi Pengolahan Air Limbah Domestik
Program layanan lumpur tinja terjadwal di Kota Bogor, yang kedua di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, menyatakan, wilayahnya dipilih menjadi lokasi pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat (SPALD-T) untuk skala wilayah atau permukiman dan kota.
Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Chusnul Rozaqi mengatakan, SPALD-T dengan program layanan lumpur tinja terjadwal (LLTT) di Kota Bogor, sebagai yang kedua diluncurkan di Indonesia. Hal itu terwujud melalui kerja sama dengan Kementerian PUPR dengan USAID IUWASH.
Dia menjelaskan SPALD-T dengan skala kota, perencanaannya diawali dengan program pembangunan prasarana dan sarana kota terpadu (P3KT) pada 1996. Kemudian, dikembangkan pada 2007 hingga 2020 yang anggarannya bersumber APBN dan APBD.
Lokasi pengembangan SPALD-T dengan program layanan LLTT di Unit Pelaksana Teknis Dinas Instalasi Pengolahan Air Limbah (UPTD IPAL) Kota Bogor, di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara.
Chusnul menjelaskan, pengembangan program itu sudah dilakukan di 129 lokasi di Kota Bogor, berupa tangki septik komunal maupun individual, dengan pengoperasian di skala wilayah kawasan.
"Akan dikembangkan juga untuk skala kota yang lokasinya berada di Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal," katanya di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Rabu (16/6).
Operasional untuk skala kawasan akan dilakukan di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, dengan luas lahan instalasi pengolahan air Limbah (IPAL) sekitar 1,4 hektare, yang diharapkan bisa tingkatkan lagi pemanfaatannya. Chusnul mengatakan, saat ini kapasitas sambungan rumah baru untuk layanan LLTT sekitar 600 rumah dari kapasitas yang seharusnya sekitar 2.000 rumah.
Sebagai dukungan layanan air limbah domestik ini, Dinas PUPR Kota Bogor saat ini memiliki lima mesin penyedot lumpur tinja dengan kapasitas dua hingga tiga meter kubik. Sedangkan untuk skala kawasan permukiman padat ada dua sepeda motor tangki dengan kapasitas 0,4 meter kubik.
Untuk skala pengolahan lumpur tinja, kata Chusnul, kapasitasnya baru 20 meter kubik per hari."Ke depannya akan dikerjasamakan dengan operator dari swasta untuk bisa dikembangkan lebih lanjut," kata Chusnul.