Waspada, Ini Tanda Tubuh Alergi Ibuprofen

Ibuprofen menjadi paling populer yang diberikan dalam kondisi sakit.

Flickr
Ibuprofen menjadi paling populer yang diberikan dalam kondisi sakit.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibuprofen (Advil atau Motrin) adalah pilihan paling populer saat sakit. Beberapa orang merasa lebih baik setelah minum pil itu. Namun, efek itu tidak berlaku bagi semua orang.

Meskipun efek samping jarang terjadi, tetapi bagi sebagian orang, efek samping ibuprofen bisa parah. Efek samping paling umum pada 4-16 persen pasien adalah gejala gastrointestinal seperti mual, mulas, dan diare.

Baca Juga


Menurut Healtline, efek samping ini biasanya ringan dan seringkali dapat dihindari dengan mengonsumsi ibuprofen dengan makanan atau susu. Efek samping yang serius jarang terjadi, tetapi bisa termasuk bisul, pendarahan internal, gagal hati, dan masalah kardiovaskular atau ginjal.

Banyak efek samping yang dapat dihindari dengan hanya menggunakan dosis obat yang aman. Sekitar 15 persen orang yang mengonsumsi ibuprofen lebih tinggi dari jumlah yang disarankan mendapati dirinya mengalami risiko efek samping parah. Tentu saja, cara paling pasti menghindari terlalu banyak mengonsumsi ibuprofen adalah berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti sarannya.

Namun, ada beberapa orang yang bahkan dosis kecil obat bisa berbahaya. Menurut FDA, orang lebih mungkin mengalami reaksi alergi terhadap ibuprofen jika mereka menunjukkan reaksi terhadap penghilang rasa sakit lainnya pada masa lalu.

Anda mungkin alergi terhadap ibuprofen jika Anda mengalami syok, gatal-gatal, bengkak, ruam, lecet, mengi, atau kemerahan pada kulit. Jika Anda mengalami salah satu dari efek samping itu, maka hentikan penggunaan ibuprofen dan segera temui dokter.

FDA menyarankan untuk mengonsumsi ibuprofen tidak lebih dari 10 hari, kecuali diarahkan oleh dokter. Sementara hampir tidak ada orang yang membaca petunjuk pada wadah produk, mungkin ada baiknya untuk memulai membacanya.

Berhati-hatilah mengonsumsi ibuprofen, terutama jika berusia di atas 60 tahun, sedang menggunakan obat lain, memiliki kondisi medis kronis, atau pernah memiliki masalah serius menggunakan pereda nyeri di masa lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler