Mazhab Syafii: Bacaan Tasyahud yang Disukai dalam Sholat

Membaca tasyahud perlu terdengar sendiri oleh orang yang sholat.

Republika/Yogi Ardhi
Mazhab Syafii: Bacaan Tasyahud yang Disukai dalam Sholat
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat beberapa riwayat mengenai bunyi syahadat yang semuanya shahih. Namun demikian, terdapat bunyi syahadat yang lengkap dan disukai dalam sholat menurut pandangan mazhab Syafii.

Baca Juga


Imam Syafii dalam Fikih Manhaji menjelaskan satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan lainnya bahwa Ibnu Abbas mengatakan, “Rasulullah SAW mengajari kami bertasyahud seperti mengajarkan Alquran. Beliau mengucapkan (lafadz): “Attahiyyatul-mubaarakatus shalawatut thayyibatu lillahi, assalamu alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh. Assalamu alaina wa ala ibadillahis shaalihin. Asyahadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammmaddan Rasulullahi,”.

Yang artinya: “Salam sejahtera yang diberkahi, shalawat yang baik untuk Allah, salam, rahmat Allah dan berkah-Nya untukmu, wahai Nabi. Salam sejahtera juga buat kami dan hamba-hamba-Nya yang shalil. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah,”.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca syahadat, antara lain perlu terdengar sendiri oleh orang yang sholat, bacaan dilakukan secara runut (jika disela oleh diam yang cukup lama atau dengan dzikir lain, tasyahud menjadi batal dan wajib diulang), tasyahud dibaca saat duduk (kecuali memiliki alasan yang tepat, boleh dibaca dalam posisi lain yang dimungkinkan).

Kemudian, bacaan syahadat dalam sholat juga perlu dilafalkan dalam bahasa Arab (jika tidak mampu dalam bahasa Arab, diterjemahkan ke dalam bahasa manapun. Namun, ia harus segera belajar jika memiliki kesempatan), pelafalan dan tasydidnya harus tepat, dan susunan kata-katanya dibaca sesuai urutan yang ada dalam nash.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler