Nakes Sudah tak Cukup, Terpaksa Rekrut Relawan
Meningkatnya kasus Covid-19 dengan jumlah nakes yang ada tidak seimbang.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Rr Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra, Antara
JAKARTA – Jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Covid-19 sudah tidak cukup seiring pertambahan kasus yang melonjak tajam dalam dua pekan terakhir. Ketidakseimbangan meningkatnya kasus Covid-19 dengan jumlah nakes yang ada kian diperparah dengan banyaknya nakes yang terkonfirmasi positif.
“(Jumlah perawat) sangat kurang. Di Pulau Jawa saja butuh 3.000 relawan perawat untuk ditempatkan di rumah sakit rujukan Covid-19,” ujar Ketua Satgas Covid-19 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jajat Sudrajat saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (29/6).
Menurut Jajat, kebutuhan nakes untuk merawat pasien Covid-19 secara nasional tentu di atas angka tersebut. Ketidakcukupan nakes dalam merawat pasien Covid-19 ini mengharuskan adanya langkah luar biasa untuk melengkapi kurangnya pasokan tenaga medis tersebut.
Nakes di berbagai daerah terus bertumbangan terpapar Covid-19 meski telah menerima dua dosis vaksin. Jumlah sumber daya untuk penanganan Covid-19 menjadi kian terbatas. Tak hanya di Pulau Jawa yang mengalami peningkatan kasus sangat tinggi, di luar Pulau Jawa pun mengalami kejadian yang sama.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mencatat sebanyak 52 nakes yang saat ini tertular Covid-19. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi mengatakan, semua nakes yang terpapar itu mengalami gejala ringan dan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Kendati demikian, 52 nakes itu tak bisa menangani pasien Covid-19. Dampaknya adalah kurangnya nakes dan menambah beban nakes lainnya yang dikhawatirkan menyebabkan mereka kelelahan. “Mereka berisiko tertular karena bersentuhan langsung dengan pasien. Lengah sedikit saja bisa tertular,” ujar Umar.
BOR membahayakan
Naiknya jumlah kasus aktif Covid-19 rata-rata 10 ribu kasus per hari tak hanya membebani nakes. Bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit juga dalam kondisi kritis di mana-mana. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, BOR kini sudah cukup membahayakan seiring dengan meningkatnya jumlah kasus Covid-19."
“Saat ini sudah ada di atas 80 persen sehingga (rumah sakit) perlu cepat menambah tempat tidur,” kata dia saat berkunjung ke RSUD Kalisari, Kabupaten Batang. Ganjar pun meminta Pemkab Batang menyiapkan skenario rumah sakit darurat atau tenda untuk membantu rawat pasien Covid-19.
Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pun sudah menyatakan tidak menerima pasien non-Covid-19 untuk sementara. Sebab, saat ini tingkat keterisian ruangan itu sudah mencapai 100 persen.
“Khusus IGD ya, mulai hari ini hanya bisa melayani pasien Covid-19, bagi pasien non-Covid-19 bisa ke klinik terdekat,” kata Direktur Utama RSUD Kabupaten Bekasi, Sumarti.
Angka kematian akibat Covid-19 terus menunjukkan tren peningkatan signifikan. Pada Selasa (29/6), Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan ada 463 orang meninggal dunia dengan status positif Covid-19. Angka ini menjadi yang tertinggi kedua sepanjang pandemi melanda Indonesia.
Dengan kondisi hari ini, maka sudah hampir dua pekan ini angka kematian tidak pernah dilaporkan di bawah 200 orang. Dalam sepekan terakhir, angka kematian Covid-19 cukup konsisten di atas 300 orang setiap harinya.
Selain itu, jumlah kasus aktif Covid-19 juga tak henti-hentinya melaju. Hari ini jumlahnya bertambah 10.359, menjadi 228.835 kasus aktif secara nasional. Dari hari ke hari, jumlah kasus aktif Covid-19 terus menorehkan rekor tertinggi.