Ibadah Haji Jalan Memperbaiki Tauhid
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dalam melaksanaan ibadah haji, jamaah harus mampu memperbaiki kulitas keyakinan kepada Allah SWT (melepaskan semua hal yang berbau syirik atau menyekutukan Allah SWT). Pada hakikatnya, ibadah haji memiliki hikmah dalam memperbaiki tauhid atau pengesaan Allah SWT.
"Seluruh rangkaian ibadah haji merupakan pemantapan tauhid dan pemberantasan syirik seperti tahayul, khurafat, bid'ah, dan riya," kata KH Asep Zaenal Ausop dalam bukunya Haji: Falsafah, Syariah dan Rihlah.
Tentang hal ini, Allah SWT menegaskan dalam surat Al Hajj ayat 26 yang artinya, "Dan ingatlah ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah dengan mengatakan: "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan aku dan sucikanlah rumahku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku dan sujud."
Syirik adalah dosa paling besar. Orang yang musyrik berada pada kedalaman yang luar biasa. Allah SWT menerangkan dalam surah Al Luqman ayat 13 yang artinya, "Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu dia memberi pelajaran kepada Nya: "Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar."
KH Asep mengatakan orang-orang yang berbuat syirik akan terlempar ke area kehidupan yang sangat jauh. Dia akan semakin sesat dan linglung. Allah membuat perumpamaan yang sangat baik tentang pelaku syirik sebagaimana tertuang di dalam surah Al Hajj ayat 31.
"Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka adalah dia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh."
"Karena itu, sangatlah wajar jika Allah SWT menjadikan ibadah haji sebagai rekonstruksi tauhid," ujar KH Asep.