Persamaan Derajat Saat Ibadah Haji
IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Dalam ibadah haji melahirkan persamaan derajat (al-musawah). Dalam ibadah haji, berkumpul berjuta-juta orang yang berbeda etnik, warna kulit, bahasa dan adat istiadat.
"Mereka semua berbaur, bersama-sama ketika melakukan Thawaf, Sa'i, Wukuf, melempar jumroh, dan ibadah lainnya," kata Dr K.H Asep Zaenal Ausop, M.Ag dalam bukunya Haji: Falsafah, Syariah dan Rihlah.
Pada saat kegiatan ibadah haji itu mereka pun bergaul, melakukan pertukaran informasi, dan lain-lain. Saat itu, simbol kebangsaan, etnis, status sosial atau simbol-simbol dunia lain-lainnya lenyap.
Mereka merasa sebagai saudara karena ikatan kesamaan aqidah (tauhidullah) tidak ada pengotakan atas nama kelas sosial atau jabatan dunia yang mereka sandang. Jelas sekali bahwa ibadah melambangkan persamaan derajat dan status.
"Persamaan derajat di dalam ibadah haji ini dilambangkan dengan pakaian ihram yang warna dan bentuknya seragam, sama," katanya.
Persamaan derajat pun dilambangkan dengan mencium hajar aswad batu hitam yang terselip di sudut Ka'bah. Karena itu, jamaah haji tidak boleh menganggap orang berkulit hitam dipandang lebih rendah daripada dirinya.
"Bagaimana mungkin kita mencium batu hitam kemarin sementara orang hitam dijauhi," katanya.
KH Asep mengatakan, perasaan bahwa etnis tertentu lebih baik atau lebih buruk daripada etnis lainnya harus dijauhkan dari hati kita. Perasaan itu merupakan sikap realisasi-diskriminatif yang bertentangan dengan prinsip al-mussawah.