Varian Delta 8 Kali Kurang Peka terhadap Antibodi Vaksin
Varian delta punya kemampuan lebih tinggi untuk menginfeksi lebih banyak orang.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah studi yang dilakukan terhadap 100 tenaga kesehatan di tiga pusat di India menemukan bahwa varian delta delapan kali kurang peka terhadap antibodi yang dihasilkan oleh vaksin Covid-19, demikian dilaporkan media setempat, Senin (5/7). Kesimpulan itu didapat dari penelitian berjudul "Sars-Cov-2 B.1.617.2 Delta Variant Emergence and Vaccine Breakthrough: Collaborative Study".
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa varian delta memiliki kapasitas yang jauh lebih tinggi untuk menginfeksi orang lebih banyak. Studi kolaboratif India itu dilakukan bersama dengan ilmuwan dari Cambridge Institute of Therapeutic Immunology and Infectious Disease (CITIID), Inggris.
"Varian delta B16172 tidak hanya mendominasi infeksi terobosan vaksin dengan viral load pernapasan yang lebih tinggi dibanding infeksi non-delta, namun juga menghasilkan penularan yang lebih luas di antara petugas kesehatan yang divaksin lengkap, dibandingkan dengan varian lainnya B117 (varian alfa) atau B16171 (varian kapa)," menurut temuan studi in-vitro tersebut.
Riset itu mengungkapkan bahwa varian delta kurang peka terhadap antibodi penetral dari penyintas. Sementara itu, "efisiensi replikasi yang lebih tinggi" dibandingkan varian Alpha.
Sementara itu, studi yang dilakukan Kementerian Kesehatan Israel menunjukkan bahwa vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari Pfizer kehilangan efektivitas atau mengalami penurunan menjadi 64 persen di tengah lonjakan kasus akibat varian delta.
Pengamatan dilakukan selama satu bulan terakhir, yang menunjukkan efektivitas vaksin turun menjadi 64 persen. Penurunan ini bertepatan dengan penyebaran cepat varian delta di seluruh wilayah Israel.
Meski demikian, pejabat kesehatan Israel mengatakan vaksin Pfizer masih menawarkan perlindungan yang kuat terhadap Covid-19 dengan gejala parah. Kemanjuran secara keseluruhan dari vaksin ini mencapai 93 persen.