Bangladesh Tutup Perbatasan untuk 8 Negara
Penutupan perbatasan Bangladesh termasuk dengan India
REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Pemerintah Bangladesh mengumumkan mereka melarang kedatangan dari delapan negara. Hal itu termasuk negara tetangga India yang masuk dalam daftar risiko tinggi pandemi Covid-19.
"Tidak boleh masuk ke Bangladesh (warga yang berasal) dari kelompok negara-negara ini," kata notifikasi yang dirilis Otoritas Penerbangan Sipil Bangladesh (CAAB) seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa (6/7).
Negara-negara yang masuk kategori Grup A antara lain India, Nepal, Botswana, Mongolia, Nambia, Panama, Afrika Selatan dan Tunisia. Tetapi warga Bangladesh yang bukan pemukim tetap negara-negara tersebut tapi telah di sana selama 15 hari terakhir diizinkan pulang dengan izin khusus.
Notifikasi tersebut menambahkan pelaut atau mekanik kapal yang menandatangani kontrak di negara-negara tersebut selama 15 hari terakhir juga boleh pulang setelah mengajukan dokumen-dokumen yang valid.
"Tapi mereka wajib menjalani karantina selama 14 hari di hotel yang ditunjuk pemerintah," kata notifikasi tersebut.
Sementara itu, negara Asia Selatan dengan 166 juta penduduk itu juga memperpanjang larangan penerbangan domestik dalam negeri selama tujuh hari sampai 14 Juli, setelah kasus positif virus corona melonjak tajam.
Pada Senin (5/7) kemarin, Bangladesh mengumumkan rekor kasus infeksi dan kematian tertinggi Covid-19 sejak pandemi dimulai. Kasus infeksi bertambah 9.964 sementara kasus kematian bertambah 164. Sehingga, total kasus positif menjadi 954.881 dan kematian 15.229. Institut Epidemiologi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bangladesh "(IEDCR) menemukan 78 persen kasus baru Covid-19 di negara itu adalah varian Delta.
Setelah situasi pandemi semakin memburuk Bangladesh mulai menerapkan karantina nasional yang ketat sejak 1 Juli lalu. Demi menahan laju penyebaran virus peraturan itu diperpanjang sampai 14 Juli walaupun langkah itu berdampak besar pada perekonomian dan jutaan warga pendapatan rendah di negara itu.