Lima Film Hollywood yang Miliki Akhir Mengejutkan

Sebagian film memiliki alur awal yang membosankan, namun mencengangkan di akhir.

AP
Film Rogue One: A Star Wars Story.
Rep: Farah Noersativa Red: Qommarria Rostanti

 


REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Perjalanan film biasanya memiliki tuntutan untuk mengesankan pada bagian awal dan bagian akhir. Namun, jika pada awal film terasa membosankan, para penonton biasanya memaafkan apabila bagian akhir film memiliki perjalanan yang tak terduga yang mengagumkan. 

Selain itu, catatan terakhir adalah yang paling jelas diingat oleh pemirsa setelah kredit bergulir. Berikut beberapa film yang memiliki akhir yang mengagumkan menurut laman CBR, yang dikutip pada Rabu (7/7): 

1. Babak ketiga film Rogue One: A Star Wars Story

Film Rogue One: A Star Wars Story - (AP)

 

Rogue One: a Stars Wars Story memiliki jalan bergelombang dari pasang surut. Sutradara Gareth Edwards menghadirkan skala yang luar biasa seperti yang dia bawa ke film Godzilla. Namun, pada film Rogue One, arahannya melapisi narasi pencar dan karakter kosong.

Kemudian pada babak ketiga, semua datang bersama-sama dengan urutan menggembirakan yang membuat adegan 'perang' dari seri terasa lebih nyata dari sebelumnya. Kameo Darth Vader memperkenalkan horor ke galaksi yang sangat jauh. 

Sementara itu, pelukan terakhir Jyn (Felicity Jones) dan Cassian (Diego Luna) di pantai saat mereka menunggu ledakan Death Star adalah satu-satunya adegan yang mempengaruhi secara emosional dalam film.

2. Primal Fear

Film Primal Fear. - (Paramount Pictures)

 

Satu kata muncul di benak untuk film thriller hukum karya Gregory Hoblit berjudul Primal Fear adalah kompeten. Bagian yang mencuri film ini adalah debut Edward Norton sebagai Aaron Stampler. Dia memerankan seorang putra altar yang dituduh membunuh Uskup Agung Chicago, dan Roy. Aaron sendiri memiliki kepribadian ganda. 

Penampilan Norton adalah kunci dari kesimpulan film tersebut. Setelah Aaron dibebaskan, terungkap bahwa tidak pernah ada Roy, atau lebih tepatnya, tidak pernah ada Aaron.

Stampler memalsukan kepribadian ganda, dan kepribadian polos itulah yang bohong. Pengacara Martin Vail (Richard Gere) dibiarkan dengan rasa malu membantu orang yang bersalah melarikan diri dari keadilan ketika Stampler dengan mengejek mengucapkan terima kasih atas bantuannya.

3. The Mist

Film The Mist. - (Metro-Goldwyn-Mayer)

 

Film yang diadaptasi dari novel Stephen King ini disutradrai oleh Frank Darabont. Dia berfokus pada orang-orang yang terperangkap di swalayan Maine. Mereka dikepung oleh monster yang tersembunyi dalam kabut. 

Apa yang membuatnya lebih dari film monster biasa adalah akhir kisahnya. Untuk menyelamatkan semua dari kematian yang mengerikan oleh monster, David (Thomas Jane) membunuh para penyintas lainnya, termasuk putranya sendiri (Nathan Gamble). Kemudian, beberapa saat kemudian, dia menemukan militer telah mengendalikan situasi. Meskipun ada perubahan dari teksnya, King menyetujui menggambarkan akhir Darabont sebagai sangat anti-Hollywood.

4. Mama

Film Mama. - (Universal Pictures)

 

Film besutan Andy Muschietti yang dirilis pada 2013 ini menampilkan Anabal (Jessica Chastain) yang dipaksa untuk membesarkan dua keponakan pacarnya, Lucas (Nikolaj Coster-Waldau), yang baru saja ditemukan di dalam hutan. Namun, sesuatu telah mengikuti gadis itu dari rumah mereka di hutan. Mama memiliki banyak jump-scare yang buruk. 

Namun pada akhir film, ada adegan emosional terjadi. Anabel mencoba menyelamatkan keponakan kekasihnya, Victoria (Megan Charpentier) memutuskan tetap tinggal bersama Anabel. Sementara, Lily (Isabelle Nélisse), tidak dapat meninggalkan sosok 'Mama'. Keduanya terjun dari tebing bersama. 

5. Killing Them Softly

Film Killing Them Softly. - (The Weinstein Company)

 

Film Killing Them Softly karya Andrew Dominik dirilis 38 tahun setelah sumbernya, novel Cogan's Trade karya George V Higgins . diluncurkan pada 1974. Dominik memperbaruinya pada 2008 dan menyindir keadaan Amerika yang menyedihkan dengan keadaan massa yang menyedihkan.

Film ini bergerak perlahan. Meskipun hanya berdurasi 90 menit yang menguji kesabaran pemirsa, namun penutupan film ini sangat di luar dugaan.

Jackie Cogan (Brad Pitt) melakukan pukulan dan bertemu Driver (Richard Jenkins) di sebuah bar untuk mengambil pembayarannya. Saat pidato kemenangan Barack Obama diputar di televisi, Cogan melakukan monolog penghancuran yang cepat dan tegas terhadap mitos-mitos Amerika, dari pendiriannya hingga mimpinya, mengingatkan pemirsa bahwa itu hanyalah mitos.

 

Ada beberapa film lain yang adegan penutupnya juga menarik yakni Frailty besutan Bill Paxton, Drag Me to Hell besutan Sam Raimi, Atonement karya Joe Wright, Ready or Not karya Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett, dan Scarlett Street karya Fritz Lang. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler