Varian Delta Sumbang Setengah Kasus Covid-19 di AS

Varian delta menimbulkan ancaman signifikan bagi orang yang tidak divaksinasi.

EPA-EFE/Peter Foley
Saat ini varian delta juga menyumbang lebih dari setengah dari semua infeksi Covid-19 baru di Amerika Serikat (AS) (ilustrasi).
Rep: Santi Sopia Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Varian delta dinilai berpotensi menjadi strain dominan di seluruh dunia. Saat ini varian delta juga menyumbang lebih dari setengah dari semua infeksi Covid-19 baru di Amerika Serikat (AS), menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, dikutip dari CNN, Rabu (7/7) waktu setempat.


Menurut CDC, varian delta menyumbang 51,7 persen dari infeksi baru di AS. Varian B.1.1.7, atau alpha, yang telah mendominasi selama berbulan-bulan sebelumnya, sekarang menyumbang 28,7 persen dari kasus. "Jika ada alasan untuk divaksinasi, ini dia," kata ahli penyakit menular dr Anthony Fauci.

Varian delta disebut menimbulkan ancaman signifikan bagi orang yang tidak divaksinasi. Fauci, yang juga direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan, varian delta tidak hanya lebih menular, tetapi juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Orang-orang di daerah dengan tingkat vaksinasi rendah tentu sangat berisiko. "Kami sudah mulai melihat tempat dengan tingkat vaksinasi rendah mulai memiliki lonjakan yang relatif besar dari varian delta," ujar Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Brown University Ashish Jha.

Setiap kali ada wabah besar, tempat dengan tingkat vaksinasi rendah akan menciptakan perkembangbiakan varian lebih banyak. "Semakin banyak orang yang tidak divaksinasi, semakin banyak peluang virus untuk berkembang biak," kata seorang profesor di Divisi Penyakit Menular di Vanderbilt University Medical Center, dr William Schaffner.

Virus bermutasi, dan itu bisa menimbulkan varian yang bahkan lebih serius pada masa depan. Bagian selatan, barat daya, dan midwest mulai menunjukkan lonjakan kasus, dan banyak lagi, seperti Alabama, Arkansas, Louisiana, dan Mississippi termasuk di antara daerah yang memiliki tingkat vaksinasi terendah, menurut CDC.

Negara-negara dengan tingkat vaksinasi di bawah rata-rata memiliki hampir tiga kali lipat tingkat kasus Covid-19 baru dibandingkan dengan negara-negara bagian dengan tingkat vaksinasi di atas rata-rata, menurut data terbaru dari Johns Hopkins University.

Karena vaksin sangat efektif tetapi tidak sempurna, beberapa ahli kesehatan menyatakan akan tetap memakai masker di tempat-tempat tertentu meski sudah divaksinasi lengkap. Jika berada di daerah dengan infeksi rendah, vaksinasi tinggi, maka orang tidak perlu mengenakan masker di dalam ruangan jika telah divaksinasi penuh. 

Namun, jika berada di zona berbahaya, dan sudah divaksinasi sepenuhnya, maka perlu tetap mengenakan masker di dalam ruangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler