Israel Hancurkan Rumah Palestina di Desa Al-Araqeeb 109 Kali

Rumah suku Arab Badui di Al-Araqeeb dihuni oleh 22 keluarga Palestina

AP/Maya Alleruzzo
Anak laki-laki Badui Palestina bermain dengan bendera Palestina, ilustrasi
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Otoritas Israel telah menghancurkan bangunan penduduk desa Arab Badui Al-Araqeeb di wilayah selatan Nagev untuk ke-190 kalinya. Itu merupakan kali kedelapan desa tersebut diratakan pada 2021.

Baca Juga


“Pihak berwenang Israel menghancurkan desa Al-Araqeeb untuk yang ke 190 kalinya,” ujar anggota Komite Pertahanan Al-Araqeeb, Aziz Al-Touri, dilansir Anadolu Agency, Kamis (8/7).

Rumah suku Arab Badui di Al-Araqeeb dihuni oleh 22 keluarga Palestina. Rumah tersebut dibangun dari kayu, plastik, dan besi bergelombang. Al-Touri menegaskan bahwa penduduk desa berniat untuk membangun kembali tempat tinggal dan bangunan mereka yang hancur.

Sebuah LSM yang berbasis di Tel Aviv, Zochrot, mengatakan, desa Al-Araqeeb pertama kali dibangun selama periode Ottoman dan tanahnya dibeli oleh penduduk. Desa itu pertama kali diratakan pada Juli 2010. Setiap kali penduduk Al-Araqeeb membangun kembali tenda dan rumah kecil mereka, pasukan pendudukan Israel kembali menghancurkan bangunan tersebut. Kadang Israel meratakan bangunan penduduk Al-Araqeeb beberapa kali dalam sebulan.

 

Desa Al-Araqeeb terletak di gurun Negev (Naqab). Desa tersebut adalah salah satu dari 51 desa Arab yang tidak dikenal, dan terus-menerus menjadi target pembongkaran karena Yudaisasi Negev berencana membangun rumah baru bagi komunitas Yahudi.

Buldoser Israel telah menghancurkan segalanya, mulai dari pepohonan hingga tangki air. Tetapi penduduk Badui telah mencoba membangunnya kembali setiap saat.

Orang Badui di Negev harus mematuhi hukum yang sama seperti warga negara Israel Yahudi. Mereka membayar pajak, tetapi tidak menikmati hak dan layanan yang sama seperti orang Yahudi di Israel.

Israel telah berulang kali menolak untuk menghubungkan desa Al-Araqeeb ke jaringan nasional, pasokan air, dan fasilitas vital lainnya. Pihak berwenang Israel berusaha untuk menguasai tanah dan mengusir penduduk di desa tersebut. Menurut Zochrot, puluhan desa dan komunitas Badui menghadapi ancaman yang sama di daerah Negev. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler