WHO Harap China Dukung Investigasi Lanjutan Asal Usul Corona

China diharapkan transparan dan membagian semua data yang relevan.

MgIT03
Ilustrasi penyebaran virus corona tipe baru, SARS-CoV-2. Virus ini pertama kali ditemukan di China pada akhir 2019.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa menemukan asal usul virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19 adalah hal yang penting. Ini akan mencegah terjadinya wabah maupun pandemi baru, seperti yang terjadi sejak tahun lalu.

Tedros pun berharap agar China mendukung fase selanjutnya dari proses ilmiah atau penyelidikan untuk mengindentifikasi asal mula SARS-CoV-2. Ia mengatakan, negara yang pertama kali mengonfirmasi kasus Covid-19 pada Desember 2019 itu harus membagikan semua data yang relevan dan bersikap transparan.

"Menemukan dari mana virus berasal tak hanya untuk memahami bagaimana pandemi dimulai dan mencegah wabah di masa depan, tetapi juga penting sebagai kewajiban bagi keluarga dari empat juta orang yang kehilangan seseorang yang mereka cintai, dan jutaan orang yang menderita saat ini," ujar Tedros dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu Agency, Sabtu (17/7).

Lebih lanjut, Tedros mengatakan, WHO berharap semua negara anggota untuk mendukung proses ilmiah yang dilakukan tim internasional dalam penyelidikan tersebut. Ia juga menegaskan agar semua pihak menahan diri dari langkah politisasi.

Pada akhir Maret, tim ilmiah internasional yang dipimpin WHO menyampaikan laporan setelah melakukan misi penyelidikan ke China pada Januari. Tetapi beberapa negara, termasuk di antaranya Amerika Serikat (AS) tidak puas dengan laporan itu.

Baca Juga


Pada 26 Mei, Menteri Kesehatan AS Xavier Becerra menyerukan studi fase kedua tentang asal-usul virus. Ia mengatakan bahwa fase dua kajian asal-usul Covid-19 harus diluncurkan dengan kerangka acuan yang transparan.

"Kalian juga harus menjalankan investigasi Fase 2 asal usul Covid-19  dengan kerangka berbasis sains dan memberi independensi para pakar internasional untuk menilai sepenuhnya sumber virus dan masa-masa awal wabah," kata Becerra.

Infografis Mutasi Virus Corona - (republika.co.id)



Tedros mengatakan bahwa WHO sejauh ini mengetahui bahwa SARS-CoV-2 tidak akan menjadi patogen terakhir dengan potensi pandemi. Ia menyebut, akan ada lebih banyak lainnya dan manusia perlu memahami asal usul patogen itu.

Tedros mengatakan, pandangan WHO bahwa dunia membutuhkan kerangka kerja yang lebih stabil dan dapat diprediksi untuk mempelajari asal-usul patogen baru dengan potensi epidemi atau pandemi. Oleh karena itu, ia mengumumkan bahwa Sekretariat badan tersebut telah membentuk Scientific Advisory Group for Origins (SAGO) of Novel Pathogens secara permanen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler