Adab Kepada Hewan Qurban
IHRAM.CO.ID,SLEMAN -- Ibadah qurban adalah contoh kesempurnaan adab umat Islam ketika menjalankan ibadah penyembelihan hewan. Bahkan, Allah SWT dan Rasulullah SAW mewajibkan kita untuk berbuat ihsan atau berbuat baik ketika menyembelih.
Direktur Halal Research Centre Fakultas Peternakan UGM, Nanung Danar Dono mengatakan, adab umat Islam saat menyembelih hewan qurban bisa ditunjukkan dengan beberapa cara. Seperti menyediakan ruang transit ternak yang nyaman.
Kemudian, tidak bising, teduh, terpisah antar jenis ternak, tersedia pakan dan air minum mencukupi, terbebas rasa takut dan tali ikatan tidak terlalu pendek. Lalu, ternak yang sakit tidak disembelih, dan tidak mengasah pisau dekat sapi.
"Gelombang suara tinggi saat bertemunya pisau dengan honing atau batu asahan membuat sapi gelisah dan takut," kata Nanung, Selasa (20/7).
Selanjutnya, tidak memperlihatkan proses penyembelihan dan pengulitan hewan di hadapan hewan yang masih hidup. Hewan yang akan disembelih dibaringkan secara santun, tidak paksaan atau bantingan yang membuatnya berontak dan daging memar.
Penyembelihan memakai pisau super tajam dengan satu rangkaian proses sembelihan yang simultan tanpa jeda. Hewan yang disembelih tidak boleh dipotong ekor, kaki dan dikuliti melainkan usai dipastikan hewan benar-benar telah mati sempurna.
"Panitia seyogyanya tidak menggunakan pakaian, apalagi seragam dengan warna mencolok seperti merah, orange dan kuning menyala. Sapi tidak nyaman dengan warna-warna tersebut," ujar Nanung.
Nanung mengingatkan, ibadah qurban bukan pesta pembantaian tapi proses ibadah persembahan terbaik hamba untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Maka itu , rangkaian prosesi penyembelihan harus dilakukan dengan adab-adab yang baik.
Contohnya, saat membaringkan hewan karena butuh keterampilan saat membaringkan atau merobohkan sapi. Ada beberapa metode yang telah dikenal seperti Burley, Rope Squeeze dan metode Burley dirasa paling mudah dan nyaman bagi hewan.
Ada kalanya kita menjumpai ternak seperti sapi yang agak sulit dibaringkan. Nanung menekankan, penampilan sapi yang stres, mengamuk, sulit dikendalikan, atau memberontak dan sangat sulit dibaringkan, itu pasti ada penyebabnya.
Antara lain suasana area penyembelihan terlalu gaduh dan ramai. Sapi melihat temannya disembelih atau dikuliti, sapi menjadi semakin panik dan stres. Lalu, sapi melihat warna merah dan mencium aroma amis genangan darah dari temannya.
Kemudian, sapi melihat temannya dikuliti atau dipotong-potong tubuhnya, jadi sapi tidak lagi tahan dan berontak ingin lepas. Karenanya, sudah seharusnya, sapi tidak diperkenankan melihat temannya disembelih, apalagi dikuliti.
Untuk itu, jika memang tempat penyembelihan terbatas, sebelum sapi berikutnya dibawa masuk untuk disembelih, sapi yang dikuliti semestinya ditutup terlebih dulu. Bisa menggunakan kain terpal, tirai bambu, atau bahan lain sejenisnya.
"Tujuannya, tentu agar hewan yang disembelih atau dikuliti tidak terlihat oleh temannya," kata Nanung.