Terinfeksi Dua Varian Covid-19 dalam Waktu Bersamaan

Respons imun juga memainkan peran dalam menentukan risiko koinfeksi.

Antara/Arif Firmansyah
Pemeriksaan darah (Ilustrasi). Koinfeksi virus-virus saluran pernapasan pada dasarnya merupakan hal yang biasa terjadi, termasuk pada virus penyebab Covid-19.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- India baru saja mendeteksi kasus pertama di mana pasien terinfeksi oleh dua varian Covid-19 yang berbeda di waktu yang bersamaan. Kondisi ini dikenal sebagai kasus koinfeksi.

Pasien yang merupakan seorang dokter asal Assam tersebut memiliki riwayat vaksinasi lengkap. Berdasarkan laporan. Dokter tersebut terinfeksi oleh varian alfa dan delta. Kasus koinfeksi serupa juga telah ditemukan sebelumnya di Inggris, Brasil, dan Portugal.

Koinfeksi virus-virus saluran pernapasan pada dasarnya merupakan hal yang biasa terjadi. Virus RNA seperti influenza dan respiratory syncytial virus (RSV) atau parainfluenza diketahui kerap memicu koinfeksi.

Secara umum, sifat virus yang terus bermutasi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya koinfeksi. Oleh karena itu, dalam kasus Covid-19, mutan virus SARS-CoV-2 dapat memunculkan risiko koinfeksi yang lebih besar. Namun untuk saat ini, kasus koinfeksi dengan dua varian Covid-19 masih tergolong sebagai kasus yang langka.

"Delta dan alfa merupakan dua (varian) yang lebih menular," ungkap dokter konsultan ilmu penyakit dalam spesialis diabetes dari Columbia Asia Hospital Dr Vichar Nigam, seperti dilansir Indian Express, dikutip Jumat (23/7).

Baca Juga


Sejauh ini, ada beberapa kelompok yang diketahui paling berisiko terhadap koinfeksi Covid-19. Kelompok tersebut adalah pasien dengan kelainan imun dan pasien yang memiliki komorbid. Respons imun individu terhadap Covid-19 pun turut memainkan peran dalam menentukan risiko koinfeksi.

"Koinfeksi dengan virus saluran pernapasan dapat terjadi, mengingat virus memiliki kecenderungan untuk berevolusi dan bermutasi," ungkap dokter konsultan senior di bidang pulmonologi dan perawatan kritis dari Indraprastha Apollo Hospitals Dr Rajesh Chawla.

Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)



Dr Nigam menambahkan, vaksinasi dapat membantu mencegah terjadinya mutasi virus dan kemunculan varian baru. Dan dalam kasus koinfeksi Covid-19, riwayat vaksinasi lengkap dapat membantu mencegah terjadinya Covid-19 gejala berat dan kebutuhan akan perawatan kritis di rumah sakit.

"Vaksinasi dapat memainkan peran penting mengingat vaksin memitigasi risiko gejala berat dan kematian yang muncul melalui berbagai variants of concern," ujar Dr Nigam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler