Wapres: Tanggulangi Covid-19 Bagian Tanggung Jawab ke NU-an

Wapres Maruf Amin mengajak ulama dan nahdliyin bantu pemerintah tanggulangi Covid-19

KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin. Wakil Presiden Maruf Amin mengajak ulama maupun warga nahdliyin untuk bersama-sama Pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Wapres, mengingatkan, penanganan pandemi Covid-19 bukan hanya tanggung jawab Pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kebangsaan dan kenegaraan.
Rep: Fauziah Mursid Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak ulama maupun warga nahdliyin untuk bersama-sama Pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Wapres, mengingatkan, penanganan pandemi Covid-19 bukan hanya tanggung jawab Pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kebangsaan dan kenegaraan.


"Karena itu, menanggulangi Covid-19 itu suatu kewajiban karena bagian tanggung jawab kebangsaan, tanggung jawab kebangsaan adalah juga bagian tanggung jawab ke NUan. itu identik karena Hubbul Wathon Minal Iman, ini merupakan kewajiban tanggung jawab NU secara otomatis," ujar Wapres saat menghadiri virtual Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah, Senin (26/7) malam.

Wapres pun kembali mengingatkan pernyataan Syekh Nawawi Al Bantani yang mengatakan menjaga diri dari penyakit, berobat dan menjauhi wabah adalah wajib. Karena itu, ia berharap ulama dan warga nahdliyin di seluruh wilayah mengambil peran aktif dalam menanggulangi Covid-19.

Apalagi, Covid-19 ini merupakan bahaya yang nyata dan telah mengakibatkan banyak korban."Kita wajib untuk menhaga diri dari bahaya ini, Covid ini bahaya nyata yang diyakini," kata Wapres.

Selain itu, Wapres juga berharap warga nahdliyin untuk ikut menjaga hal yang lebih besar lainnya, selain mencegah dan menjaga diri dari wabah. Wapres mengatakan, hal yang tak kalah penting adalah menyelamatkan negara dari upaya pihak tertentu yang menjadikan wabah sebagai alat untuk membangun ketidakpercayaan masyarakat.

Saat ini kata Kiai Ma'ruf, ada pihak yang mengeksploitasi wabah Covid dan juga kesulitan ekonomi sebagai alat untuk membangun ketidakpercayaan terhadap Pemerintah.

"Isu Covid, isu kesulitan ekonomi oleh pihak pihak tertentu dijadikan upaya untuk mendistrust, memberi ketidakpercayaan kepada pemerintah, dijadikan sebagai alat untuk menimbulkan kegaduhan," kata Wapres.

"Ini kewajiban kita para ulama untuk menjaga dari upaya upaya ini, semoga pertemuan ini memberi manfaat lebih besar peran dalam misi tanggung jawab kenegaaan dan keagamaan," katanya lagi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler