Asuransi Islam Malaysia Kini Proteksi Kesehatan Mental

Cakupan kesehatan mental merupakan bagian dari rencana perlindungan bagi wanita.

www.freepik.com
Asuransi Islam Malaysia Kini Proteksi Kesehatan Mental
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kondisi kesehatan mental telah lama dikesampingkan oleh perusahaan asuransi Islam Malaysia. Bahkan, ketika satu dari tiga orang dewasa di Malaysia memiliki masalah kecemasan dan depresi.

Baca Juga


Namun, hal ini perlahan berubah. Kini, cakupan kesehatan mental meningkat di antara perusahaan asuransi Islam Malaysia. Semakin bertambah perusahaan asuransi Islam di negara itu yang menyediakan proteksi kesehatan mental.

Terbaru, operator takaful (konsep asuransi syariah) Prudential BSN memasukkan cakupan kesehatan mental lengkap di antara manfaat dari rencana baru untuk wanita. Langkah Prudential BSN ini mengikuti jejak dari operator takaful lainnya, AIA Takaful Bhd dan Etiqa.

Diluncurkan pada Juni 2021, sertifikat baru dari Prudential BSN ini mencakup gangguan depresi berat, depresi pascapersalinan, gangguan kecemasan umum, gangguan obsesif kompulsif, gangguan bipolar, dan skizofrenia. Cakupan kesehatan mental ini merupakan bagian dari rencana perlindungan bagi wanita, yang juga mencakup berbagai penyakit wanita dan memiliki perlindungan tambahan (rider) yang tersedia untuk perawatan kesuburan dan melindungi terhadap komplikasi kehamilan serta penyakit bawaan setelah melahirkan.

Dalam sebuah pernyataan, Prudential BSN mengatakan butuh waktu hingga tahun ini untuk mengenalkan cakupan kesehatan mental. Meski kesehatan mental telah diakui, namun itu masih relatif baru di Malaysia dan data tentang itu tidak komprehensif.

"Kami telah merencanakan mengenalkan cakupan yang berkaitan dengan kesehatan mental untuk sementara waktu, dan meluncurkannya selama masa pandemi ini telah terbukti tepat waktu dengan pandemi saat ini yang telah meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental," kata perusahaan Prudential BSN, dilansir di Salaam Gateway, Kamis (29/7).

Operator takaful ini memilih memasukkan kesehatan mental dalam sebuah rencana untuk wanita setelah mengidentifikasi dari statistik kesehatan bahwa kondisi kesehatan mental lebih umum di kalangan wanita dewasa Malaysia. Satu penelitian terbaru menunjukkan prevalensi lebih tinggi dari gejala depresif, kecemasan dan stres di kalangan wanita dibandingkan dengan pria.

 

Perusahaan tersebut juga mengungkapkan akan mempertimbangkan mengeluarkan sertifikat untuk memberikan perlindungan kesehatan mental di masa depan yang tidak akan didasarkan pada jenis kelamin. Sebelumnya awal tahun ini, Etiqa Family Takaful merilis sebuah rencana penyakit kritis yang mencakup 68 penyakit, termasuk kondisi kesehatan mental.

Chief executive Zafri Ab Halim mengatakan langkah ini diikuti pengenalan dari perlindungan tambahan dengan cakupan penyakit mental tahun lalu, yang menunjukkan 20 persen peningkatan permintaan dalam satu bulan. Perusahaan AIA Takaful merupakan yang pertama kali memulai cakupan kesehatan mental takaful dengan kebijakan yang mencakup perawatan psikoterapi dari kecemasan dan depresi untuk wanita pada  2019. Sejak itu, perusahaan ini memperkenalkan rencana baru yang memungkinkan klaim biaya konsultasi psikiatri untuk seluruh keluarga.

Menurut akademisi Keuangan Islam, cakupan kesehatan mental oleh operator takaful sudah lama tertunda. Associate professor di bidang keuangan dan perbankan Islam di Universiti Sains Islam Malaysia Khairil Faizal Khairi mengatakan cakupan kesehatan mental dapat berpotensi memenuhi tujuan dari maslahah, yang merupakan perlindungan agama, kehidupan, akal, keturunan dan harta benda. Menurutnya, cakupan itu bisa membantu kelompok berpenghasilan rendah yang paling berisiko dari isu kesehatan mental.

"Jumlah pasien meningkat secara signifikan, dan saya yakin kesehatan mental menjadi lebih serius selama pandemi Covid-19 ini," kata Khairil.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan selama puncak gelombang pertama pandemi di Malaysia tahun lalu, tingkat depresi dan stres ditemukan hampir tiga kali lipat antara Mei dan September 2020. Kejadian kecemasan meningkat dari 32 persen dari populasi menjadi 55 persen.

Isu kesehatan mental telah meningkat sebelum pandemi. Menurut kementerian kesehatan Malaysia, kondisi kesehatan mental melonjak dari berdampak pada 10,6 persen orang dewasa pada 1996 menjadi 29,2 persen pada 2015. Kondisi kesehatan mental menempati urutan di bawah penyakit jantung di Malaysia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler