Punya Dua Rahim, Ibu Asal Australia Lahirkan Bayi Sehat

Semula, dokter memperkirakan ibu pemilik dua rahim tak akan bisa hamil secara alami.

Republika
Ibu hamil (ilustrasi). Memiliki dua rahim, kandungan ibu asal Australia diperkirakan tak akan bertahan karena rongga perutnya tidak memiliki cukup ruang bagi janin untuk tumbuh.
Rep: Haura Hafizhah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang perempuan dari Australia yang memiliki dua vagina dan dua rahim telah melahirkan bayi laki-laki yang sehat. Ini merupakan kejadian langka.

Semula, dokter kandungan pun mengira hal ini tidak mungkin. Perempuan yang menggunakan nama samaran Eveyln itu punya dua vagina dan dua rahim yang masing-masing mengarah ke tuba falopi dan ovariumnya sendiri.  

Artinya, Evelyn dapat memiliki dua bayi di tiap rahimnya pada saat yang bersamaan. Perempuan berusia 31 tahun itu tidak dapat melacak masa suburnya karena dokter tidak dapat menentukan apakah kedua indung telurnya melepaskan sel telur setiap bulan atau malah bergantian.  

Dokter awalnya memperkirakan kandungan Evelyn tidak akan bertahan. Sebab, saluran reproduksi ekstra membuat rongga perutnya tidak memiliki cukup ruang bagi janin untuk tumbuh.

Baca Juga


Di samping itu, pasangan Evelyn memiliki jumlah sperma yang sedikit. Dokter pun menyarankan agar mereka mencoba prosedur bayi tabung dan bersiap untuk kelahiran prematur. Namun, Evelyn secara tak terduga hamil secara alami setelah hanya beberapa bulan mencoba.

Evelyn mengaku ada sesuatu yang tidak biasa ketika dia mendapatkan menstruasi pertamanya. Sebab, pembalut tak mempan untuknya. Ketika memeriksakan diri ke dokter pada usia 20 tahun, Evelyn baru mengetahui bahwa ternyata dia memiliki dua sistem reproduksi.

"Rasanya menyenangkan mengetahui apa yang salah dengan saya," kata dia, dikutip dari Times Now News, Jumat.

Kondisi langka ini dikenal sebagai uterus didelphys, kelainan yang terjadi sebelum lahir yang membuat perempuan memiliki dua rahim alih-alih satu. Sekitar satu dari 3.000 perempuan di seluruh dunia mengalaminya.

Evelyn yang merupakan mantan pekerja seks komersial mengatakan, dia merahasiakan kondisinya untuk waktu yang lama karena merasa malu. Salah satu kliennya yang berprofesi ginekolog kemudian mengajaknya untuk melakukan pemeriksaan medis di rumah sakit.

Rahim ganda tidak selalu memengaruhi kesuburan. Hanya saja, itu dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran dini, dan komplikasi plasenta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler