Pernah Hafal Alquran Lalu Melupakannya? Mohonlah Ampun
Melupakan Alquran setelah pernah menghafalkannya adalah musibah terbesar
REPUBLIKA.CO.ID, – Salah satu amalan yang memiliki keutamaan adalah menghafal Alquran. Karena itu, semakin banyak umat Islam yang menghafalkan Alquran dan menjadi seorang hafiz Alquran. Namun, terkadang ada pula yang melupakan hafalannya tersebut.
Sementara, melupakan dalam hal memanah saja, Rasulullah SAW telah tidak mengakui sebagai golongannya. Dari Uqbah bin Amin, Rasullah SAW bersabda:
مَنْ عَلِمَ الرَّمْيَ ثُمَّ تَرَكَهُ فَلَيْسَ مِنَّا أَوْ قَدْ عَصَى
“Barangsiapa yang mengetahui ilmu memanah lalu ia malah meninggalkannya, maka ia bukan termasuk golongan kami atau sungguh ia telah durhaka.” [HR Muslim no 1919].
Lalu, bagaimana hukumnya melupakan Alquran yang sudah dihafal? Dalam sebuah hadits yang panjang, Samrah bin Jundub menceritakan tentang mimpi Nabi SAW. Di dalamnya diceritakan:
أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ، فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالكَذْبَةِ، فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الآفَاقَ، فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ، فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ، يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
“Adapun orang yang kamu lihat mulutnya ditusuk dengan besi adalah orang yang suka berdusta dan bila berkata selalu berbohong, maka dia dibawa hingga sampai ke ufuq lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat. Adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan adalah seorang yang telah diajarkan Alquran oleh Allah lalu dia tidur pada suatu malam namun tidak melaksanakan Alquran pada siang harinya, lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat.“ (HR Bukhari no. 1297).
Seperti dikutip dari laman alukah, Ibnu Hubairah yang mengomentari hadits tersebut mengatakan bahwa melupakan Alquran setelah menghafalnya adalah kejahatan besar. Ketika melupakan hal yang paling mulia, yaitu Alquran, maka orang tersebut dihukum dianggota yang paling terhormat, yaitu kepala.
Dari Abdurrahman bin Syibl Al Ansari, dia berkata Rasulullah SAW bersabda:
اقرؤوا القرآنَ، واعملوا به، ولا تَجفُوا عنه، ولا تغْلُوا فيه، ولا تأكلوا به، ولا تستكثِروا به ”Bacalah Alquran, amalkanlah ia, jangan jangan melalaikannya, dan jangan pula berlebih-lebihan terhadapnya, jangan makan hasil darinya, dan jangan memperbanyak harta darinya.”
Sementara itu, dari Abdullah bin Masud RA, dia berkata, ‘Rasulullah Saw bersabda:
بئس ما لأحدهم أن يقول : نسيت آية كيت وكيت ، بل هو نسي ، واستذكروا القرآن فلهو أشد تفصيا من صدور الرجال من النعم من عقله
‘’Alangkah buruknya seseorang di antara mereka yang berkata, ‘Aku lupa ayat ini dan itu,’ tapi dia dibuat lupa. Ingatlah Alquran, karena Alquran itu benar-benar lebih mudah lepas pada orang-orang daripada keledai yang terikat tali.‘’ (HR Bukhari).
Menurut Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari, dalam hadits itu celaan terhadap orang yang tidak berkomitmen dan mengingat Alquran. Sebab orang tidak akan melupakan Alquran kecuali meninggalkan komitmenya dan banyaknya lalai. Seandainya dia serius melakukan dua hal itu, dia akan menjaga hafalannya dengan membaca dan lewat sholat.
Diriwayatkan dari Ad Dahhak bin Muzahim, dia berkata, “Tidak ada yang mempelajari Alquran, kemudian melupakannya, kecuali dosa yang telah dia lakukan, karena Allah berfirman: وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS Asy Syura ayat 30). Dan, melupakan Alquran adalah musibah terbesar.”
Dari Abu Al Aliyah mengatakan: “Kami dulu menganggap salah satu dosa terbesar bagi seseorang untuk mempelajari Alquran dan kemudian tidur darinya sampai dia lupa.”
Sementara itu, seorang tabiin sekaligus salah satu murid Sahabat Nabi Ibnu Abbas, Thalq bin Habib mengatakan, "Barangsiapa mempelajari Alquran dan kemudian melupakannya tanpa alasan, setiap ayat akan diturunkan darinya satu derajat.”
Maka hendaknya, dia bertaubat sebenar taubat agar Allah SWT mengampuni kesalahannya sebab melupakan hafalan Alquran yang sudah dia miliki. Insya Allah, menurut Ibnu Taimiyyah, dalam Majmu Al-Fatawa, siapapun yang bertaubat dengan serius Allah SWT akan menerimanya.
Sumber: alukah