Israel Rusak Situs Sejarah dan Pertanian Warga Sebastia
Lahan pertanian warga Sebastia dirusak Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, SEBASTIA--Otoritas pendudukan Israel menghancurkan sebuah lahan pertanian dan meratakan sebidang tanah di Kota Sebastia, Utara Kota Nablus, Palestina. Alat-alat berat merusak lahan milik warga Palestina di wilayah tersebut.
Dilansir dari Wafa News, Kamis (⅝), Walikota Sebastia, Mohammad Azem, mengatakan satu unit besar tentara Israel menerobos masuk ke sekitar situs arkeologi Sebastia. Mereka merobohkan ruang pertanian milik seorang warga bernama Abdul-Aziz Nabulsi dan meratakan sebidang tanah di sekitarnya dan menghancurkan pagar dan jaringan pipa air.
Terletak 11 kilometer di Barat Laut Nablus, Sebastia adalah kota bersejarah kecil yang terletak di sebuah bukit dengan pemandangan panorama Tepi Barat dan memiliki populasi sekitar 3.000 orang Palestina. Daerah ini adalah sebuah pemukiman terkemuka selama Zaman Besi serta era Helenistik dan Romawi, kota ini mencakup amfiteater Romawi, kuil, gereja Bizantium dan tentara salib, yang didedikasikan untuk Saint John the Forerunner, yang membaptis Yesus Kristus di Sungai Yordan. Kristen dan Muslim percaya kota itu sebagai tempat pemakaman orang suci.
Israel telah berusaha untuk mengambil alih kota, yang telah menjadi tempat konflik budaya dan mencegah Otoritas Palestina dari pekerjaan restorasi di situs tersebut. Mereka melarang memberikan layanan wisata kepada pengunjung dari seluruh dunia, dan mencuri barang antik darinya.
Warga Palestina mengeluh bahwa pemukim Israel telah berulang kali menyerang kota dan memagari bagian-bagian dari barang antiknya, di mana mereka mengadakan ritual keagamaan. Dua belas dunum dari area arkeologi terletak di dalam area (B), yang dikendalikan oleh militer Israel dan otoritas administratif Palestina, sementara bagian lain dari area tersebut terletak di dalam area (C), yang berada di bawah kendali administratif dan militer Israel sepenuhnya. Pemilik restoran dan hotel mengeluh tentang tindakan Israel di kota yang telah menyebabkan mereka mengalami kerusakan dan kerugian yang parah.
Israel menggunakan nama nasionalis Yahudi "Judea dan Samaria" untuk merujuk pada Tepi Barat yang diduduki untuk memperkuat klaim palsunya atas wilayah tersebut dan untuk memberi mereka lapisan legitimasi sejarah dan agama. Saat ini ada lebih dari 700.000 pemukim Israel yang tinggal di permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.