Airlangga Dorong Hortikultura untuk Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi lewat hortikultura didukung Airlangga.

ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Airlangga dorong hortikultura untuk pertumbuhan ekonomi. Foto: pekerja melakukan perawatan tanaman bibit kelapa sawit di lahan pembibitan Lubuk Minturun, Padang, Sumatra Barat, Jumat (26/2/2021). Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumatera Barat menargetkan replanting atau peremajaan kelapa sawit pada tahun 2021 seluas 8.000 hektare di lima kabupaten, yakni Kabupaten Pasaman Barat 3.000 hektare, Kabupaten Dharmasraya 2.000 hektare, Kabupaten Agam 1.000 hektare, Kabupaten Pesisir Selatan 750 hektare, Kabupaten Sijunjung 750 Hektare, dan Kabupaten Solok Selatan 500 hektare.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki potensi didorong demi meningkatkan kesejahteraan petani. Hortikultura pun bisa menjadi pendorong ekonomi daerah, ekonomi nasional, bahkan mampu meningkatkan devisa negara melalui ekspor. 

Baca Juga


Ia menyebutkan, pada 2020 ekspor hortikultura sebesar 645,48 juta dolar AS. Angka itu meningkat sebesar 37,75 persen dibandingkan 2019. 

Peningkatan ekspor itu didominasi oleh komoditas buah-buahan, selama masa pandemi Covid-19 pada 2020, nilai realisasi ekspor buah-buahan tercatat sebesar 389,9 juta dolar AS. Angka tersebut meningkat 30,31 persen dibanding 2019 dengan lima negara tujuan utama yaitu China, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, dan Pakistan.

"Dari sisi produksi buah, dari 2000 hingga 2020, rata-rata pertumbuhan produksi buah Indonesia per tahun meningkat rata-rata 6,06 persen. Namun ironisnya peningkatan produksi ini tidak diikuti dengan peningkatan konsumsi masyarakat Indonesia untuk buah," ujar Airlangga dalam Pembukaan Gelar Buah Nasional (GBN) yang disiarkan secara virtual, Senin (9/8).

Dirinya melanjutkan, rata-rata konsumsi masyarakat Indonesia untuk buah-buahan pada 2020 sebanyak 88,56 gram per kapita per hari. Angka itu turun sebesar 1,4 persen dibanding 2019.  

Angka konsumsi hanya sebesar 59,04 persen dari batas minimal angka kecukupan gizi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang merekomendasikan konsumsi buah sebesar 150 gram per kapita per hari.

"Rangkaian acara Gelar Buah Nusantara ke-6 tahun 2021 ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan buah nusantara untuk berjaya di dalam negeri dan berdaya saing di luar negeri dengan harga yang kompetitif," tuturnya.

Airlangga juga berharap agar GBN menjadi ajang promosi dan sosialisasi secara luas di seluruh Indonesia dengan melibatkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sehingga GBN ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat supaya mencintai dan mengonsumsi buah nusantara sekaligus ikut mendorong perekonomian daerah dan perekonomian nasional. "Konsumsi buah nusantara untuk menjaga imunitas tubuh. Ayo makan buah," ajaknya.

Pada gelaran GBN ke-6 tahun ini akan dilakukan beberapa kegiatan yang terdiri dari pengiriman lebih dari 5.000 paket buah ke tenaga kesehatan di empat rumah sakit. Lalu diberikan kepada peserta vaksinasi di dua lokasi, webinar series, display buah di Istana Negara dan bazar di lokasi strategis (kantor pemerintahan, bandara, stasiun, rest area), promosi buah nusantara di berbagai market place, serta edukasi/kampanye gerakan konsumsi buah melalui berbagai media sosial. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler