3 Perempuan Durhaka yang Diabadikan dalam Alquran
Alquran mengabadikan perempuan-perempuan durhaka kepada Allah SWT
REPUBLIKA.CO.ID, – Perempuan adalah unsur esensial dalam keberadaan manusia, dan mereka memiliki peran yang lebih besar daripada peran laki-laki.
Perempuan adalah orang yang membawa manusia di dalam rahimnya, dan dia adalah orang yang menanggung rasa sakit selama masa kehamilan.
Perempuan salehah akan selalu patuh terhadap suaminya dan juga percaya terhadap Allah SWT. Namun, di dunia ada beberapa perempuan durhaka yang diabadikan dalam Alquran.
Melansir laman alukah, setidaknya ada tiga perempuan durhaka yang diabadikan dalam Alquran, yaitu:
1. Istri Nabi Nuh
Perempuan durhaka pertama yang diabadikan dalam Alquran adalah istri Nabi Nuh yang konon bernama Walihah atau Waghilah. Ada sebuah petunjuk yang tidak langsung tentang istri nabi Nuh itu dalam firman Allah SWT:
فَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِ اَنِ اصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا فَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ فَاسْلُكْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ مِنْهُمْۚ وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۚ اِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ
"Lalu Kami wahyukan kepadanya, “Buatlah kapal di bawah pengawasan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam (kapal) itu sepasang-sepasang dari setiap jenis, juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka. Dan janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan." (QS Al Muminun 27).
Dalam firman-Nya yang berbunyi "Kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka", itu ditujukan untuk mereka yang tidak percaya pada panggilan Nuh, yaitu anaknya dan istrinya. Sebagaimana dipahami dari ayat-ayat lain yang menyebutkan istri Nuh juga. Allah SWT berfirman:
ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّامْرَاَتَ لُوْطٍۗ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتٰهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا وَّقِيْلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ
"Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksaan) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (QS At Tahrim 10).
Jadi, istri Nuh adalah contoh orang-orang yang kafir. Meskipun menjadi istri seorang nabi, dia tidak membuka hatinya dan tetap pada kesesatan kaumnya, dan keterikatannya pada banyak berhala mereka. Dengan demikian, maka dia telah mengkhianati suaminya dan pantas menerima dua hukuman.
Hukuman pertama bagi istri Nabi Nuh itu ditenggelamkan di dunia. Sedangkan di akhirat, dia akan menjadi salah satu penghuni neraka.
2. Istri Nabi Luth
Perempuan durhaka kedua yang diabadikan dalam Alquran adalah istri Nabi Luth. Sebagaimana istri Nabi Nuh, istri Luth juga dijadikan sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Dia tidak percaya terhadap pesan-pesan kebenaran yang disampaikan Nabi Luth.
Karena itu, istri Nabi Luth akhirnya ditimpa azab yang sama seperti umat Nabi Luth yang lain. Allah SWT berfiman:
قَالُوْا يٰلُوْطُ اِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَّصِلُوْٓا اِلَيْكَ فَاَسْرِ بِاَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ الَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ اَحَدٌ اِلَّا امْرَاَتَكَۗ اِنَّهٗ مُصِيْبُهَا مَآ اَصَابَهُمْ ۗاِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۗ اَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيْبٍ
"Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah beserta keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” (QS Hud 81).
Dalam ayat-ayat lain disebutkan bahwa keluarga Nabi Luth diselamatkan dari siksaan Allah di dunia ini. Karena, Allah telah menjamin keselamatan Nabu Luth dan keluarganya, kecuali istrinya yang durhaka. Allah SWT berfirman:
فَاَنْجَيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اِلَّا امْرَاَتَهٗ قَدَّرْنٰهَا مِنَ الْغٰبِرِيْنَ "Maka Kami selamatkan dia dan keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)." (QS An Naml 57). Dalam surat Al Hijr ayat 60, Allah juga berfirman:
اِلَّا امْرَاَتَهٗ قَدَّرْنَآ اِنَّهَا لَمِنَ الْغٰبِرِيْنَ "...kecuali istrinya, kami telah menentukan, bahwa dia termasuk orang yang tertinggal (bersama orang kafir lainnya).”(QS Al Hijr ayat 60).
Hal senada juga difirmankan Allah dalam surat Al Araf 83, surat Al Ankabut 22 dan ayat 33, serta dalam surat Asy Syuara 171 dan surat As Saffat 135.
Istri Abu Lahab
Perempuan durhaka ketiga yang diabadikan dalam Alquran adalah Istri Abu Lahab bernama Arwa binti Harb bin Umayya, yang merupakan salah satu penentang kuat bagi Nabi Muhammad SAW.
Perempuan ini dikenal sebagai Ummu Jamil dan penyebar fitnah seperti yang dijelaskan oleh Alquran. Allah SWT telah memilih dia dan suaminya untuk diabadikan dalam salah satu surah terpendek, yaitu surat Al Masad atau Al Lahab.
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ * مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ * سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ * وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ * فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal." (QS Al Lahab 1-5).
Sikap suami istri ini sangatlah berbeda dengan sikapnya semula. Jika dulu Abu Lahab begitu bergembira dengan kelahiran Nabi dengan memerdekakan budak, kini ia justru tampil menjadi musuh terbesar dalam sejarah Islam. Dia membenci Nabi, memperolok, dan mengganggu dakwah beliau hingga akhir hayatnya.
Gangguan dari istri Abu Lahab ini juga kerap saling ditimpali suaminya. Sepasang suami istri ini kerap menolak, menentang, dan mengganggu dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah dengan membabi-buta. Mereka bahkan tak mengindahkan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah keponakannya sendiri.