Korban Jatuh dari Pesawat AS Pemain Timnas Afghanistan

Salah satu korban yang jatuh dari pesawat AS adalah pemain timnas remaja Afghanistan

UGC terverifikasi melalui AP
Ratusan orang berlari di samping pesawat angkut C-17 Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan bandara internasional, di Kabul, Afghanistan, Senin, 16 Agustus. 2021.
Rep: Lintar Satria Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Juru bicara federasi sepakbola Afghanistan mengatakan seorang pemain tim nasional (timnas) remaja tewas jatuh dari pesawat Amerika Serikat (AS). Ia jatuh usai mencoba memanjat pesawat evakuasi untuk keluar dari Kabul yang telah dikuasai Taliban.

Direktorat Jenderal Pendidikan Jasmani dan Olahraga mengonfirmasi kematian Zaki Anwari. Lembaga pemerintah yang mengurus kelompok-kelompok olahraga itu mengatakan Anwari tewas dalam kekacauan di bandara Kabul pekan ini.

"Anwari, seperti ribuan pemuda Afghanistan lainnya, ingin meninggalkan negara itu tapi ia jatuh dari pesawat AS dan meninggal dunia," kata direktorat jenderal dalam pernyataan yang diunggah di Facebook dikutip The Straits Times, Jumat (20/8).

Setelah Taliban merebut pemerintahan, ribuan warga Afghanistan berbondong-bondong menyerbu bandara. Dalam rekaman video Senin (16/8) lalu ratusan orang berlari di samping pesawat AS, beberapa orang mati-matian berpegangan pesawat.

Dalam video yang menyebar di media sosial terlihat dua orang jatuh lalu tewas dari pesawat C-17. Militer AS kemudian mengonfirmasi menemukan jenazah manusia di ban pesawat. Mereka menambahkan sedang menyelidikan laporan kematian yang berkaitan dengan C-17.

"Sebelum awak pesawat dapat menurunkan kargo, pesawat dikepung ratusan warga sipil Afghanistan," kata juru bicara Angkatan Udara AS Ann Stefanek.

"Menghadapi situasi keamanan yang memburuk dengan cepat di sekeliling pesawat, awak C-17 memutuskan segera meninggalkan landasan secepat mungkin," tambahnya.

Pemerintahan Presiden Joe Biden ditekan baik di dalam maupun luar negeri untuk menjelaskan mengapa AS tampaknya tidak siap untuk meninggalkan Afghanistan sehingga Taliban dengan cepat merebut kekuasaan di negara itu.

Selama berkuasa dari 1996 hingga digulingkan pasukan AS pada 2001, Taliban memerintah dengan brutal. Mereka melarang televisi, merajam orang sampai mati, dan memenjara perempuan di rumah mereka.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler