Puan Dorong Kerja Sama Teknologi Digital di Sidang ASEAN
Ketua DPR Puan Maharani dorong kerja sama peningkatan SDM teknologi digital
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani berbicara mengenai pentingnya kerja sama teknologi digital antar-negara ASEAN. Hal tersebut diperlukan di tengah tantangan global menghadapi pandemi Covid-19.
“Saat ini, pandemi Covid-19 telah mempercepat penggunaan teknologi digital yang selanjutnya telah mendisrupsi kegiatan di berbagai bidang,” kata Puan dalam Sidang Umum ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) ke-42 yang digelar secara virtual, Senin (23/8).
Menurut Puan, sebagian kelompok masyarakat beradaptasi lebih cepat di era pandemi yang menuntut banyak perubahan ini. Namun sebagian kelompok lainnya harus berupaya lebih keras untuk beradaptasi, bahkan memerlukan bantuan negara.
“Dalam kaitan ini, negara-negara anggota ASEAN perlu terus meningkatkan kerjasama dan bertukar informasi guna mengambil manfaat lebih besar dari teknologi digital,” ucapnya.
Ada beberapa bentuk kerja sama di bidang teknologi digital yang dinilai Puan dapat dilakukan oleh negara-negara ASEAN. Kerja sama pertama bisa meliputi peningkatan ketersediaan akses internet yang terjangkau bagi masyarakat.
“Hal ini juga terkait upaya memperbesar akses internet di daerah terpencil dan pedesaaan, sehingga mengurangi ketimpangan digital (digital divide),” jelas Puan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu juga menilai perlu ada kerja sama yang dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) terkait literasi dan keterampilan untuk mengambil manfaat dari teknologi digital.
Kerja sama ini, kata Puan, termasuk literasi untuk menangkal hoaks dan disinformasi. “Kemudian, kerja sama dalam menyusun kebijakan yang mendukung konektivitas digital dan juga menjamin keamanan aktivitas digital, seperti keamanan siber (cybersecurity), perlindungan data pribadi, dan perlindungan konsumen,” paparnya.
Kepada pimpinan parlemen negara-negara ASEAN, Puan pun menekankan pentingnya kerja sama guna meningkatkan inovasi, pendidikan, dan penelitian terkait teknologi digital. Dengan begitu, generasi muda Asia Tenggara dapat juga berperan mempengaruhi kemajuan teknologi digital.
“Sejalan dengan upaya pemanfaatan teknologi digital bagi pertumbuhan ekonomi, maka perlu terus didorong inklusi digital melalui perluasan akses internet untuk semua (internet for all),” tegas Puan.
Mantan Menko PMK ini mengatakan, teknologi digital perlu dimanfaatkan sebagai upaya mengatasi pengentasan berbagai dimensi kemiskinan, dan meningkatkan pemerataan. Puan pun menilai, teknologi digital perlu didorong untuk mempermudah generasi muda mendapat akses pendidikan berkualitas, dan membantu masyarakat miskin mendapat akses fasilitas kesehatan.
“Dalam upaya menghadapi pandemi Covid-19 secara efektif, kita memerlukan kawasan Asia Tenggara yang stabil dan kondusif, yang mendukung berkembangnya demokrasi, rule of law serta penghormatan bagi hak asasi manusia,” tambahnya.
Selain soal teknologi digital, Puan menyebut ada beberapa kerja sama lainnya yang bisa dilakukan negara anggota ASEAN dalam mengatasi pandemi Covid-19. Seperti kerja sama pertukaran informasi untuk mengatasi penyebaran virus dan kerja sama guna memenuhi pasokan vaksin, alat kesehatan dan obat, serta penelitian.
“Lalu kerja sama untuk memastikan arus manusia dan barang tetap terbuka, sambil tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan,” imbuh Puan.
Ditambahkannya, pandemi Corona memberi pelajaran bagi negara anggota ASEAN untuk lebih antisipatif dan memperkuat resiliensi serta kesiapan (preparedness) menghadapi pandemi yang dapat terjadi di masa depan.
“Pandemi juga menjadi momentum bagi negara anggota ASEAN untuk membangun lebih inklusif dan lebih ramah lingkungan,” urai Puan.
“Tidak saja mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun juga pertumbuhan berkualitas, yang mengatasi ketimpangan di masyarakat, dan mendistribusi hasil pembangunan lebih merata,” sambung Cucu Proklamator Bung Karno tersebut.
Sidang Umum AIPA ke-42 diselenggarakan pada 23-25 Agustus 2021 oleh Brunei Darussalam sebagai tuan rumah. Forum bertajuk ‘Forging Parliamentary Cooperation in Digital Inclusion towards ASEAN Community 2025’ itu akan membahas dan mengesahkan draf-draf resolusi di bidang politik, ekonomi, sosial, serta isu-isu tentang perempuan di Kawasan regional.
AIPA sendiri merupakan organisasi parlemen regional yang menghimpun parlemen negara-negara ASEAN. Saat ini AIPA beranggotakan 10 parlemen yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.