Intelijen AS Belum Putuskan Asal Usul Virus Corona

Mereka yakin pemimpin-pemimpin China tidak mengetahui keberadaan virus tersebut.

Republika
Intelijen AS selidiki asal-usul Covid-19
Rep: Lintar Satria Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan-badan intelijen AS masih terpecah tentang asal usul virus corona. Tapi berdasarkan hasil penyelidikan yang dirilis Jumat (27/8) lalu, mereka yakin pemimpin-pemimpin China tidak mengetahui keberadaan virus tersebut sampai pandemi global terjadi.


Ringkasan penyelidikan yang diperintahkan langsung Presiden AS Joe Biden itu menyebutkan dengan keyakinan yang rendah, empat lembaga komunitas intelijen AS mengatakan virus menular dari hewan ke manusia. Lembaga intelijen kelima mengatakan dengan keyakinan moderat virus berasal dari kebocoran di laboratorium.  

Para pakar juga tidak yakin tersebut dikembangkan sebagai senjata biologis. Sebagian besar lembaga intelijen juga yakin virus corona bukan hasil dari rekayasa genetika.

Dalam pernyataannya Kantor Direktur Intelijen Nasional, China terus 'menghalangi penyelidikan global, menolak berbagi informasi dan menyalahkan negara lain, termasuk Amerika Serikat'. Lembaga intelijen AS itu menambahkan China harus bekerja sama untuk mencapai kesimpulan mengenai asal usul virus corona.  

Asal usul virus corona masih menjadi masalah keamanan kesehatan masyarakat dan keamanan di seluruh dunia. Di AS banyak orang terutama dari sayap konservatif yang yakin ilmuwan China yang mengembangkan Covid-19 di laboratorium dan membiarkannya bocor.

Departemen Luar Negeri AS di bawah pemerintah mantan presiden Donald Trump mempublikasikan lembar fakta yang menyinggung penelitian virus corona di Institut Virologi Wuhan. Kota pertama di dunia yang mendeteksi virus tersebut.

Konsensus ilmiah masih berpendirian virus itu tampaknya bermigrasi dari hewan ke manusia yang dikenal penularan zoonotik. Peristiwa alam yang disebut 'kejadiaan limpahan'. Ada dua virus corona yang melibatkan kelelawar dan menyebabkan epidemi di manusia yakni SARS1 dan MERS.

Dalam pernyataannya, Biden mengatakan, 'sejak awal' China menghalangi penyelidikan terhadap virus. "Dunia pantas mendapat jawabannya dan saya tidak akan istirahat sampai kami mendapatkannya, negara yang bertanggung jawab untuk tidak boleh melalaikan tanggung jawab ini pada seluruh dunia," kata Biden.

Kedutaan China di Washington menyerang balik dengan pernyataan panjang. Mereka mengatakan AS telah 'memalsukan' laporan dan menyebut kesalahan intelijen AS mengenai senjata pemusnah massal sebelum perang Irak.

"Laporan komunitas intelijen berdasarkan prasangka bersalah pada pihak China dan ini hanya mengkambing hitamkan China, praktik semacam ini hanya mengganggu dan sabotase kerja sama internasional pada melacak asal dan memerangi pandemi dan ditentang oleh sebagian besar masyarakat internasional," kata kedutaan China.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler